REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- FBI, Departemen Keamanan Dalam Negeri dan badan-badan intelijen di AS mengevaluasi target prioritas sejumlah tempat di AS setelah serangan teroris di Paris, Perancis, Rabu (7/1).
"Setiap kali sesuatu seperti ini terjadi, Anda ingin memastikan untuk mengencangkan segalanya," kata seorang pejabat AS, sebagaimana dikutip CNN, Jumat (9/1).
Kewaspadaan ini, lanjutnya, menyusul laporan yang ia terima terkait kembalinya sejumlah pejuang asing yang membela ISIS di Irak dan Suriah ke negaranya masing-masing.
Aparat penegak hukum AS dan intelijen juga mengevaluasi langkah-langkah yang perlu diambil dalam mengantisipasi bahaya terorisme di negaranya.
Aparat penegak hukum AS dan intelijen sedang menunggu informasi lebih lanjut tentang apa yang terjadi di Paris, Perancis menyusul serangan terhadap majalah satir, Charlie Hebdo yang menewaskan 12 orang dan melukai puluhan orang lainnya.