REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Rabu, menilai penyebaran Ebola di Sierra Leone mungkin telah menurun sekalipun negara yang paling parah terdampak Ebola itu melaporkan hampir 250 kasus terkonfirmasi baru pada pekan lalu.
Epidemi Ebola telah menelan 8.235 korban jiwa dari 20.747 kasus di seluruh dunia selama tahun lalu, kata WHO.
Secara keseluruhan, 838 pekerja kesehatan telah terinfeksi dan 495 dari mereka tewas.
Laporan mingguan WHO itu berdasarkan pada data yang dilaporkan oleh pihak berwenang di sembilan negara. Guinea, Liberia dan Sierra Leone menjadi tiga negara dengan jumlah kasus dan kematian terbesar.
"Ada tanda-tanda bahwa jumlah kasus mungkin telah menurun di Sierra Leone, meskipun terdapat 248 kasus baru yang dikonfirmasi dan dilaporkan dalam seminggu hingga 4 Januari 2015, tetapi Sierra Leone tetap merupakan negara terdampak terburuk saat ini," kata WHO.
Kasus-kasus Ebola masih kurang dilaporkan dan tidak merata tersebar di Afrika Barat. Virus ini menyebar paling cepat di Sierra Leone barat. Dan ibukota Freetown melaporkan 93 kasus baru yang dikonfirmasi, kata WHO.
"Penekanan akan diberikan pada penyebaran cepat fasilitas pengolahan yang lebih kecil untuk memastikan kapasitas sesuai dengan permintaan di masing-masing daerah," kata WHO.
Di Guinea, yang ibukotanya Conakry masih tetap menjadi distrik terdampak terburuk, prefektur bagian barat, Fria, melaporkan kasus Ebola pertamanya.
Di Liberia, kasus Ebola turun dari puncaknya di mana sebelumnya terdapat lebih dari 300 kasus baru per pekan dikonfirmasi pada Agustus dan September namun kini hanya delapan kasus baru yang dikonfirmasi dan 40 terduga kasus dalam lima hari terakhir hingga 2 Januari.
Namun Ismail Ould Cheikh Ahmed, pimpinan Misi Reaksi Ebola PBB yang dikenal sebagai UNMEER, memperingatkan untuk tidak mendeklarasikan kemenangan dini atas penyakit itu dalam kunjungannya ke Liberia, Rabu.
Bruce Aylward, pimpinan tanggap darurat Ebola di WHO, yang berkunjung dengan Ould Cheikh Ahmed, mengulang keprihatinannya terkait situasi itu.
"Masih ada Ebola di Liberia dan orang tidak bersikap seperti itu," katanya.
"Harus ada perhatian serius untuk menjadikan angka tersebut nol dan itu menjadi perhatian terbesar kita."
Pada Kamis, WHO akan menjadi tuan rumah pertemuan perwakilan para perusahaan besar pembuat obat, otoritas kesehatan di negara-negara yang terkena dampak dan badan nasional pengatur uji coba vaksin untuk Ebola.