Sabtu 10 Jan 2015 22:59 WIB

Tak Ada Kemajuan Pencarian, Keluarga Korban MH370 Makin Frustasi

Red:
Kerabat penumpang MH370 mengklaim bahwa mereka sempat ditahan polisi China.
Foto: AFP
Kerabat penumpang MH370 mengklaim bahwa mereka sempat ditahan polisi China.

REPUBLIKA.CO.ID, MALAYSIA  -- rabat penumpang Malaysia Airlines MH370 asal China semakin frustrasi atas misteri hilangnya pesawat tersebut. Pencarian pesawat Boeing 777 itu terus berlanjut di selatan Samudera Hindia, 10 bulan setelah pesawat menghilang dengan 239 penumpang dan awak kabin.

Menteri Transportasi Malaysia mengatakan, sekitar 26% dari area pencarian prioritas di Samudera Hindia selatan, sejauh ini, telah ditelusuri. Tetapi beberapa anggota keluarga telah mengambil kesempatan itu untuk mencari jawaban dengan menyewa detektif swasta dan mendekati pihak berwenang di Cina serta di luar negeri.

Pensiunan Hu Xiuqin, 63 tahun, kehilangan putranya, menantu dan cucunya di pesawat MH370. "Staf di kantor Malaysia Airlines Beijing tak melakukan apa-apa unutk kami. Kami telah mengirimkan begitu banyak surat melalui kantor itu yang berisi permintaan kami, tapi kami belum menerima jawaban satu pun," keluhnya belum lama ini.

Beberapa anggota keluarga tersebut mengaku, mereka sempat ditahan oleh polisi China hampir selama 24 jam. ABC mengikuti beberapa dari mereka yang pergi ke Kementerian Luar Negeri China untuk meminta jawaban.

Ada lebih banyak polisi dari biasanya dan petugas di sana berulang kali mencoba untuk menghentikan kunjungan yang direkam tersebut. Kemudian, juru bicara Kementerian Luar Negeri China tidak menjawab pertanyaan tentang tuduhan penahanan polisi, tetapi menegaskan kembali komitmen pemerintahannya untuk menyelesaikan pencarian MH370.

"Kami sepenuhnya memahami perasaan anggota keluarga. Kami akan terus mencari pesawat dan tidak akan menyerah,” kata juru bicara Hong Lei.

‘Tekanan mentalnya begitu besar’

Dalam sebuah pernyataan, Malaysia Airlines mengatakan, pihaknya tak ‘memiliki anggaran atau merencanakan satu upaya-pun’ untuk mengurus keluarga korban. Tapi anggota dari jaringan pendukung informal memiliki sedikit niat untuk menerima dana 50 ribu dolar yang ditawarkan oleh maskapai penerbangan itu.

Mereka yang berada dalam kelompok itu curiga akan niatanSIA perusahaan tersebut dan mengapa tragedi ini bisa terjadi.

Jiang Hui adalah pakar telekomunikasi yang ibunya berada di pesawat MH370 yang hilang. "Tekanan mentalnya begitu besar, tak ada rutinitas lagi dalam hidup saya. Saya mendapat dukungan dari pihak lain yang juga kehilangan anggota keluarga di pesawat itu," paparnya.

Pusat Koordinasi Pencarian yang berada di Australia memperkirakan untuk menyelesaikan sebagian besar pencarian bawah laut MH370, sekitar bulan Mei.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement