REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Staf Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) telah bekerja sepanjang waktu pekan ini untuk membantu jutaan pengungsi dan orang yang menjadi pengungsi di dalam negeri mereka guna menghadapi topan musim dingin.
Seluruh Timur Tengah telah menghadapi musim dingin parah, kata seorang juru bicara PBB kepada wartawan di Markas PBB, New York, Jumat (9/1).
"Petugas prakiraan cuaca mengatakan udara dingin diperkirakan berlanjut selama beberapa hari. Salju tebal bertumpuk sementara angin kencang berhembus," kata Wakil Juru Bicara PBB Farhan Haq dalam satu taklimat harian.
"Meskipun topan ini parah, kantor UNHCR di seluruh wilayah tersebut sejauh ini dilaporkan telah mengalami kerusakan yang relatif ringan di sebagian besar permukiman pengungsi," kata Haq, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu siang. "Namun banjir sudan menjadi masalah di beberapa daerah dataran rendah, dan akan menjadi lebih serius segera setelah salju mulai mencair."
Tim lembaga pengungsi tersebut dan mitranya telah berlomba dengan waktu selama beberapa hari belakangan untuk mengganti tenda yang rusak, menyediakan alat perbaikan, mengirim bantuan darurat dan menawarkan tempat berlindung sementara buat mereka yang dipaksa meninggalkan rumah mereka, katanya.
UNHCR sangat prihatin dengan situasi di Lebanon, tempat banyak pengungsi di lebih dari 1.700 permukiman hidup dalam situasi menyedihkan, katanya. "Telah beredar laporan mengenai lebih dari 100 tempat perlindungan dan tenda yang rusak di seluruh negeri itu."
Pada Rabu (7/1), topan musim dingin yang kuat telah menerpa dan hujan lebat telah mengguyur seluruh Wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara, sehingga menewaskan tiga orang, termasuk dua anak kecil, serta memaksa ditutupnya jalur akses dan memicu kekacauan lalu lintas di seluruh wilayah tersebut.
Cuaca musim dingin, yang dijuluki "Huda" atau "Zina", telah mengganggu kehidupan sehari-hari di wilayah itu, dan terutama mengakibatkan krisis kemanusiaan yang bahkan lebih parah lagi bagi pengungsi Suriah yang tersebar di seluruh negara tetangganya.
Topan tersebut membawa hujan dan hujan es di pantai Lebanon serta salju tebal di pegunungan dan Lembah Bekaa di bagian tengah negeri itu, tempat stasiun pengisian gas, bank, sekolah dan sebagian besar toko ditutup. Topan tersebut menimbulkan masalah bagi ratusan ribu pengungsi Suriah yang tinggal di tenda dan tempat permukiman sementara di Lembah Bekaa.