REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia, menyampaikan, uji coba vaksin Ebola akan mulai dilakukan di Afrika Barat pekan depan. Asisten Direktur Jendral Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Marie Paule Kiney optimistis uji coba ini akan membuahkan hal yang positif.
Sebelumnya, uji coba di laboratorium Glaxo Smith Kline dan Merck and NewLink dinyatakan aman. Akhir Januari ini, vaksin akan diuji coba di salah satu negara dengan dampak terparah, yaitu Liberia.
Menurut Kiney, ujicoba yang dilakukan selama beberapa bulan terakhir menunjukkan hal yang positif. Jika di tahun 2014 virus Ebola mulai 'menentang' kemanusiaan, ia yakin di tahun 2015 ini sebagai tahun bagi ilmu pengetahuan untuk melawan penyakit mematikan tersebut.
"Ini benar-benar kabar baik," ujar Kieny, seperti diberitakan laman All Africa, Ahad (11/1)
Menurutnya, ada peluang vaksin ini akan digunakan pada ribuan orang. Akan ada uji coba tambahan yang dilakukan di Sierra Leone dan Guinea pada Februari mendatang.
Selain itu, ada pula vaksin tambahan yang akan diuji di Amerika Serikat dan Rusia. Sebelumnya, pada 6 Januari perusahaan farmasi Johnson & Johnson telah melakukan uji klinis di Inggris.
Sekitar 72 relawan terlibat dalam pengujian tahap pertama. Tahap pertama ini menguji apakan tubuh menghasilkan respon imun ketika dikenai obat ini. Perusahaan ini mengklaim telah menghasilkan cukup vaksin untuk mengobati lebih dari 400 orang.
Sementara, Johnson & Johnson meyakini obat ini bisa digunakan skala besar pada bulan April mendatang. Perusahaan ini akan membuat lima juta vaksin selama 12-18 bulan mendatang.
Sejak bulan Februari tahun lalu, Ebola telah merenggut lebih dari 8 ribu jiwa dan menginfeksi lebih dari 20 ribu orang.