Ahad 11 Jan 2015 18:22 WIB

Ratusan Ekspat Perancis Peringati Serangan Teror di Negaranya di Martin Place

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Lebih dari 500 orang warga negara Perancis berkumpul di Martin Place Sydney untuk menghormati korban serangan teror di Perancis.

Sebanyak 12 orang yang terbunuh dalam serangan di kantor pusat majalah satir Charlie Hebdo. Tak hanya di kantor majaha, korban yang tewas juga dialaami  seorang polisi saat baku tembak di tempat terpisah. Baku tembak terjadi ketika empat orang sandera terbunuh dalam penggerebekan di supermarket milik warga Yahudi.

Dipimpin oleh Duta Besar Perancis, Christophe Lecourtier yang memegang poster bertuliskan "Je Suis Charlie" dan "Kebebasan" , berjalan bersama menuju Martin Place, sekitar  50 meter dari Cafe Lindt. Cafe Lindt merupakan lokasi penyanderaan selama 17 jam bulan lalu yang menewaskan Tori Johnson dan Katrina Dawson.
 
"Kita berbagi nilai yang sama dan ketika Perancis diserang pelan ini Australia merasa sebagai bagian dari peristiwa tersebut," kata Lecourtier baru-baru ini.
 
"Terutama di sini di Martin Place, Anda semua tahu kekerasan apa yang terjadi disini dan Anda tahu apa makna dari terorisme".
 
Warga Perancis, Felix Delhomme mengatakan dirinya ambil bagian dari event ini untuk menunjukan solidaritas dengan kerabat dari korban serangan di Paris.  "Dan mengirim pesang yang sama...pesan dasar berupa kebebasan berbicara dan perdamaian.'
 
"[Aku sudah] sangat marah tentang apa yang terjadi dan merasa rindu dengan Paris, tidak bersama dengan teman-teman dan keluarga pada saat bersejarah seperti sekarang ini sangat sulit, tapi aku senang melihat begitu banyak orang berkumpul dan kebersamaan dalam situasi seperti ini."
 
Katell Kuuine mengatakan dia mengajak anak-anaknya untuk mengikuti acara jalan bersama karena kebebasan berekspresi adalah nilai penting bagi orang-orang di Perancis. "[Saya membawa mereka] untuk membuat mereka mengerti kalau kebebasan yang sangat penting," katanya.
 
"Dan warga Australia dan [orang] Perancis, kami memahami bahwa kami harus melindungi kebebasan kita.
 
"Bahkan mungkin jika kita tidak suka dengan karikatur Charlie Hebdo, ini merupakan ikon dan ikon kebebasan berekspresi.
 
Salah satu penyelenggara acara jalan bersama ini, Paloma Clement-Picos, mengatakan dia menonton berita mengenai pembunuhan brutal di Charlie Hebdo dan penyanderaan di supermarket selama beberapa hari ini di TV telah membuat banyak warga ekspat Perancis di Australia merasa sangat sulit dan berduka karena jauh dari rumah.
 
"Saya merasa sangat sedih dan terkejut dengan kekerasan yang terjadi di Paris," kata Clement-Picos.
 
"Namun pada saat yang bersamaan melihat bagaimana warga Perancis dan seluruh dunia merespon peristiwa ini dengan prihatin membuat kami merasa lebih lega," katanya.
 
 
Hari Minggu ini di Paris berlangsung sebuah apel bersama yang dihadiri pemimpin dunia.
 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement