REPUBLIKA.CO.ID,ZAGREB--Mengenakan gaun hitam berkerah putih dan menggenggam tangan suaminya, Kolinda Grabar-Kitarovic tersenyum saat mendengar pendukungnya menyerukan namanya.
"Saya mendesak kalian semua, termasuk mereka yang memilih kandidat lain, mari bersatu untuk Kroasia yang lebih baik. Pekerjaan yang sulit menanti kita," ujar Grabar-Kitarovic yang berhaluan konservatif kepada pendukungnya, dikutip dari AFP, Ahad (11/1).
Dia akan menjadi presiden keempat Kroasia sejak merdeka dari Yugoslavia pada 1991. Mantan menteri luar negeri, duta besar untuk AS dan mantan asisten sekretaris jenderal NATO tersebut menang tipis dalam pemilihan presiden.
Grabar-Kitarovic juga menorehkan sejarah. Dia adalah presiden perempuan pertama Kroasia.
Komisi pemilihan umum mengatakan dari 97 persen surat suara yang dihitung, Grabar-Kitarovic memenangkan 50,54 suara. Sedangkan inkumben Presiden Ivo Josipovic (57 tahun) memperoleh 49,46 persen.
Dia menang dengan selisih sekitar 21 ribu suara. Suara tersebut ditaksir berasal dari sebagian besar oleh warga Kroasia yang hidup di luar negeri. Josipovic, seorang profesor hukum dan komposer musik klasik mengakui kekalahannya. Dia mengatakan Grabar-Kitarovic menang secara demokratis.
"Saya tidak akan membiarkan siapapun mengatakan Kroasia tidak akan menjadi negara sejahtera dan kaya," kata Grabar-Kitarovic, dikutip dari BBC.
Presiden di Kroasia sebagian besar hanya memegang peran seremonial. Pemilihan presiden Ahad pekan lalu dilihat sebagai ujian besar bagi pemerintah tengah-kiri.
Setelah pemilihan presiden, Kroasia akan menghadapi pemilihan parlemen pada pertengahan tahun. Kemenangan Grabar-Kitarovic meningkatkan peluang Uni Demokratik Kroasia (HDZ) untuk memenangkan kembali kekuasaan.