REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Sebuah studi terbaru menunjukan warga Australia yang berusia dibawah 25 tahun semakin enggan mendapatkan Surat Izin Mengemudi (SIM). Selain karena alasan biaya, sulitnya belajar mengemudi serta mereka memang kurang berminat untuk mengendarai mobil.
Dr Alexa Delbosc, pengajar di Fakultas Transportasi Universitas Monash menganalisa data dan menemukan kalau rata-rata jumlah SIM yang diterbitkan untuk warga berusia dibawah 25 tahun menurun dari 77 persen menjadi hanya 66 persen sejak tahun 2001. Warga berusia 25 hingga 64 tahun yang memiliki SIM pada tahun 2001 tercatat sebanyak 95 persen.
"Kita sangat terkejut begitu mengetahui tren ini, namun kita mendapati ternyata tren tersebut tidak hanya terjadi di Australia, tapi juga terjadi di AS, Kanada, Inggris dan banyak negara di Eropa lainnya," kata Dr Delbosc baru-baru ini.
Bagi kebanyakan anak-anak muda, alasan biaya menjadi penyebab utama mengapa mereka memilih tidak berusaha mendapatkan SIM. "Sejumlah teman saya mengaku mereka tidak memiliki SIM karena biaya pembuatanya mahal," tulis Emily Pegdon di laman Facebook.
"Anda harus membayar untuk kursus mengemudi, tes dan biaya membuat SIM dan kemudian kita harus mengeluarkan uang untuk membeli kendaraan, membeli BBM untuk mengoperasikannya dan juga biaya perawatan kendaraan." tambah Emily.
"Saya beruntung memiliki orang tua yang membantu saya belajar mengemudi, teman-teman saya tidak,"
Sebagai bagian dari upaya mengurangi kecelakaan di jalan raya, pemerintah negara bagian di Australia mempersulit persyaratan untuk mendapatkan izin mengemudi. Selain itu, waktu pembuatan SIM diperpanjang dan biayanya juga ditambah, namun menurut Dr Delbosc itu bukan satu-satunya faktor. "Banyak dari tren penurunan ini dimulai jauh sebelum faktor dipersulitnya mekanisme mendapatkan izin mengemudi,"
"Salah satunya adalah perubahan gaya hidup di kalangan anak-anak muda belakangan ini. Generasi muda sebelumnya setelah menyelesaikan sekolah mereka lantas bekerja penuh waktu, menikah dan membeli rumah.
"Sekarang ini lebih banyak anak-anak muda yang memilih melanjutkan ke universitas, bekerja paruh waktu, dan tinggal di rumah bersama orang tua mereka lebih lama dan itu artinya mereka tidak memiliki uang atau berkurang juga kebutuhannya untuk memiliki mobil,"
Alexa Delbosc juga mengatakan dirinya yang besar di AS dan mendapatkan izin mengemudi secepat mungkin sejak dibolehkan. "Saya sudah mengendarai mobil sendiri sejak berusia 16 tahun, itu artinya saya tidak perlu pergi ke sekolah dengan naik bus sekolah atau diantar kakak saya, dan saya bisa pergi kemana saja saya mau," katanya.
"Kendaraan ketika itu sangat penting bagi generasi baby boomer karena kendaraan merupakan simbol status sosial seseorang, kebebasan dan juga merupakan salah satu cara untuk lepas dari orang tua. Tapi kondisinya sudah berubah, anak-anak muda sekarang ini tidak lagi memandang kendaraan seperti itu,"
"Belakangan ini justru teknologi, seperti telepon keluaran terbaru yang lebih mewakili status yang lebih besar dan mereka bisa mendapatkan kebebasan dari orang tua dengan cara yang lain,"
Dr Delbosc mengatakan banyak anak muda mengaku pada akhirnya nanti mereka akan mengemudi mobil mereka sendiri, dan banyak orang tua berharap hal itu akan segera terwujud.
Bagi seorang perencana transportasi seperti dirinya, kondisi keterlambatan warga memilih mengemudikan sendiri kendaraannya seperti sekarang ini justru memberi waktu untuk merancang ulang tentang angkutan umum.
"Jauh lebih mudah mendorong orang untuk meninggalkan mobilnya ketimbang meyakinkan mereka untuk berhenti menggunakannya setelah mereka memiliki kendaraan," katanya.
"Kita bisa bersantai dan menikmati tren ini atau kita bisa proaktif dan melihat bagaimana memfasilitasi tren ini di masa depan."
Disclaimer:
Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement