Senin 12 Jan 2015 19:18 WIB

Sengketa Laut Cina Selatan, Cina Serang Balik Filipina

Kapal Cina berpatroli di Laut Cina Selatan
Foto: chinasmack.com
Kapal Cina berpatroli di Laut Cina Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina pada Senin (12/1) menyerang balik Filipina, atas kritikan Filipina pada proyek reklamasi Beijing di Laut Cina Selatan. Cina mengatakan, proyek tersebut dilakukan di dalam lingkup kedaulatan Cina.

Kantor berita Reuters melaporkan, Cina telah mengklaim hampir semua wilayah di Luat Cina Selatan yang disengketakan. Wilayah yang diyakini kaya mineral dan cadangan minyak bumi serta gas tersebut juga diklaim oleh Brunei, Malaysia, Filipina, Vietnam dan Taiwan.

Amerika Serikat telah meminta Cina menghentikan proyek reklamasi di wilayah tersebut. Beijing membalas pernyataan Cina dengan menyebutnya sebagai pernyataan yang tak bertanggung jawab. Hal itu menandakan Cina dengan tegas menolak usulan negara manapun, untuk menghentikan akivitas apapun yang dapat meningkatkan ketegangan.

Pekan lalu, Jenderal Filipina Gregorio Catapang mengatakan pada wartawan reklamasi di daerah tersebut telah 50 persen selesai. "Hal ini mengkhawatirkan dalam arti hal itu dapat digunakan untuk tujuam lain selain tujuan damai,"ungkapnya.

Cina menegaskan bahwa Beijing telah memiliki "kedaulatan tak terbantahkan" atas Kepulauan Spratly. Baik Cina maupun Filipina selama ini saling klaim kepemilikan kepulauan tersebut.

"Tindakan Cina di pulau-pulau dan terumbu merupakan tindakan relevan sebab semua hal dalam lingkup kedaulatan Cina," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Hong Lei.

Foto udara dari militer Filipina dan AS mempublikasikan aksi Cina yang tengah mengembangkan sebuah landasan udara di salah satu pulau. Pembangunan konstruksi telah memicu kekhawatiran bahwa Cina mungkin akan mengubah wilayah yang disengketakan menjadi pangkalan militer.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement