Senin 12 Jan 2015 20:18 WIB

Netanyahu dan Abbas Diminta tak Hadir dalam Solidaritas Paris, Mengapa?

para pemimpin negara bergandengan tangan dalam peringatan Charlie Hebdo
Foto: jpost.com
para pemimpin negara bergandengan tangan dalam peringatan Charlie Hebdo

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSSALEM-- Prancis sebenarnya meminta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk tidak mengikuti pawai solidaritas di Paris pada akhir pekan lalu. Namun Netanyahu mengabaikan permintaan tersebut dan tetap hadir, kata laporan media Israel, Senin.

Pesan yang sama disampaikan kepada presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam upaya menghindarkan peringatan tewasnya 17 orang dalam serangan militan ke ibu kota Prancis pekan lalu itu tertutup dengan konflik Timur Tengah, kata laporan media.

Karena Netanyahu menolak permintaan pemerintah Prancis tersebut, Abbas segera diundang, demikian dilaporkan stasiun televisi Channel Two serta koran-koran Israel. Presiden Francois Hollande sebenarnya berkeinginan agar perhatian pawai itu dipusatkan pada solidaritas untuk Prancis, dan menghindarkan apapun yang dapat mengalihkan perhatian ke masalah-masalah kontroversial lainnya, seperti hubungan Yahudi-Muslim atau konflik Israel-Palestina.

Selain itu, ada kekhawatiran bahwa Netanyahu akan menggunakan kesempatan tersebut untuk berpidato di saat ia sedang mempersiapkan pemilihan umum 17 Maret. Pada pemilu Maret, Netanyahu akan berupaya mendapatkan jabatan untuk periode keempat kalinya.

Permintaan untuk tidak mengikuti pawai disampaikan oleh penasihat keamanan nasional Hollande, Jacques Audibert, kepada mitranya dari Israel, Yossi Cohen, dan awalnya diterima, kata laporan Haaretz. Tindakan Netanyahu itu dihujani kritik oleh kalangan luas Israel.

"Memalukan, kalau tidak tercela, melihat perdana menteri kemarin berusaha naik ke bus yang bukan seharusnya ia naiki, mendesak maju dari barisan kedua (tempat ia diposisikan) ke barisan para pemimpin yang berjalan di depan, bertingkah laku dalam pawai duka itu seperti ia sedang mengikuti pawai pemilihan umum," tulis Ben Caspit di koran sayap kanan, Maariv.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement