Senin 12 Jan 2015 21:28 WIB

Garuda Kurangi Jumlah Penerbangan ke Jepang

Garuda Indonesia
Foto: Republika/ Wihdan
Garuda Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, QUEENSLAND -- Tak cuma penerbangan rute Denpasar-Brisbane, Maskapai Garuda juga memutuskan mengurangi jumlah penerbangan ke Jepang. Kebijakan ini, menurut Icon International Communications -- PR Garuda di Australia -- sebagai langkah restrukturisasi di Garuda.

Dalam keteranngannya kepada ABC, pengurangan penerbangan dilakukan pada rute Jakarta-Haneda (Tokyo) dan Denpasar-Haneda. Termasuk menunda pembukaan rute baru termasuk Jakarta-Nagoya.

Mengenai mereka yang sudah membeli tiket untuk penerbangan setelah Februari, Manajer Garuda untuk Queensland, Aryo Wijoseno mengatakan, ada dua opsi yang ditawarkan oleh Garuda. "Pertama adalah pengembalian sepenuhnya (full refund) atau mengalihkan penumpang menggunakan GA dari Sydney dimana untuk sektor BNE-SYD-BNE akan ditanggung oleh GA menggunakan penerbangan lain." katanya baru-baru ini.

Keputusan penghentian penerbangan Garuda dari Denpasar-Brisbane ini sudah menimbulkan kekecewaan masyarakat Indonesia yang tinggal di negara bagian Queensland, yang jumlahnya sekitar 6.000 orang, ditambah sekitar 150 orang yang menjadi mahasiswa bersama keluarga mereka.

Garuda sejak terbang akhir Juli 2013 merupakan penerbangan yang disukai oleh warga Indonesia. Pasalnya, pesawat ini terbang langsung ke Denpasar, sehingga tidak usah lagi berhenti di tempat lain.

"Selain Garuda, ada juga penerbangan lain yang low budget carrier seperti Virgin Australia dan Jetstar. Namun orang Indonesia di sini umumnya lebih suka naik Garuda karena low budget carrier biasanya masih harus bayar macam-macam dan akhirnya sama saja atau jadi lebih mahal." kata Pan Muhammad Faiz, seorang mahasiswa PhD di Brisbane kepada wartawan ABC L. Sastra Wijaya.

"Sedangkan dengan harga dan layanan khusus Garuda Indonesia, mahasiswa (PPIA) sangat terbantu sekali." tambah Faiz.

Faiz yang pernah menjadi Ketua Umum Persatuan Pelajar Indonesia Australia (PPIA) masih mengharapkan Garuda untuk berubah pikiran. Para mahasiswa Indonesia ini hendak membuat petisi agar Garuda tidak menerapkan keputusan tersebut.

"Menurut saya sebaiknya jangan langsung ditutup total, tetapi cukup dikurangi frekuensi penerbangannya saja. Kalau pun dihentikan sementara, jangan sampai terlalu lama karena nanti memulainya kembali agak berat, karena pasti akan kehilangan rasaa percaya dari para pelanggan di Queensland yang sekarang ini justru mulai meningkat." tambah Faiz lagi.

sumber : abc news
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement