REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Maraknya penderita kanker dan cara penanganannya hingga berbuntut pada kesuburan pasien menjadi perhatian serius kalangan orang tua di Australia. Sayangnya, menanganai masalah ini kadang tak jelas karena tak ada bukti yang sahih tentang perawatan kanker mana yang paling mungkin membuat pasien tidak subur.
Kini, para dokter Australia di Rumah Sakit Prince of Wales, Sydney, melakukan pendaftaran kanker pertama di dunia, untuk melacak pola kesuburan pasien dari proses diagnosa hingga perjuangan bertahan hidup.
Melalui situs www.futurefertility.com.au, para dokter dan pasien terbantu dalam membuat keputusan yang lebih baik, tentang kanker dan kesuburan. Saat ini, para pasien harus memutuskan apakah akan membekukan telur, sperma atau embrio mereka ketika mereka menghadapi diagnosa kanker.
Tak semua kanker atau perawatan, seperti kemoterapi, membuat pasien tidak subur. Dan hanya ada sedikit data untuk membimbing dokter dan pasien untuk melakukan tindakan yang terbaik.
Kembangkan model terbaik untuk manajemen kesuburan
Profesor Bill Ledger, kepala kebidanan dan ginekologi di Universitas New South Wales, mengatakan, ini adalah upaya pertama untuk mengumpulkan informasi pada skala nasional. "Kami akan mengikuti perkembangan seseorang dalam jangka panjang sehingga dokter tahu persis apa yang berhasil dan apa yang tidak," katanya baru-baru ini.
Ia menjelaskan, "Kita akan tahu - untuk kelompok usia, kanker, dan perawatan yang berbeda – siapa yang butuh untuk membekukan telur mereka dan siapa yang tidak, dan seberapa besar kemungkinan mereka untuk memiliki anak."
Proyek pendataan ini dipimpin oleh Dr Antoinette Anazodo, spesialis kanker anak dan remaja di Rumah Sakit ‘Prince of Wales’. "Delapan puluh persen pasien kanker bertahan hidup dan hal nomor satu yang paling mengkhawatirkan mereka, pada periode satu dan lima tahun [pasca-pengobatan], adalah infertilitas," jelasnya.
Salah satu tujuan dari kelompok ini adalah untuk membantu dokter mengembangkan pedoman praktek terbaik untuk mengatasi masalah kesuburan pada pasien kanker.
Tim ini telah menyiapkan langkah pertama untuk onkofertilitas, dengan masukan yang signifikan dari para pasien kanker remaja dan dewasa.