Rabu 14 Jan 2015 11:10 WIB

Serangan pada Charlie Hebdo, Erdogan Kecam Negara Barat dan Netanyahu

Rep: c 84/ Red: Indah Wulandari
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Foto: AP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

REPUBLIKA.CO.ID,ANKARA--Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam sikap negara-negara Barat yang dianggap terus menyalahkan Muslim atas serangan terhadap Charlie Hebdo.

"Kemunafikan Barat adalah jelas," kata Erdogan dalam wawancara ekslusifnya dengan WND beberapa waktu lalu.

Erdogan mengatakan, negara Barat telah 'bermain-main' dengan dunia Islam dan memperingatkan kepada umat Islam untuk sadar. Ia mempertanyakan keberadaan organisasi intelijen Prancis yang dinilai lalai menangkal serangan tersebut.

Menurut Erdogan, sebagai Muslim, ia menyatakan bahwa tidak pernah setuju atas aksi kekerasan seperti yang terjadi pada Charlie Hebdo. Namun, ia juga menyoroti aksi rasisme dan Islamofobia yang terus menggunung di benua biru tersebut.

Tanpa ragu, ia juga mengutuk kehadiran Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada aksi solidaritas di Paris pada Ahad (11/1). "Bagaimana bisa seorang pria yang telah membunuh 2.500 orang di Gaza dengan aksi terorisme berada di Paris, Berani-beraninya dia pergi ke sana, " tambahnya.

Namun demikian, ia tetap mengutus Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu untuk hadir dalam aksi solidaritas tersebut, meskipun negaranya telah menolak untuk bergabung dengan pasukan koalisi pimpinan AS yang melawan ISIS di Irak dan Suriah.

Aksi tegasnya ini membuat Erdogan kerap dinilai barat sebagai ancaman baru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement