Rabu 14 Jan 2015 18:47 WIB

Al Qaida Mengaku Bertanggung Jawab Atas Serangan di Paris

Sebuah lilin dinyalakan sebagai pernyataan berduka cita terhadap penembakan terhadap kantor majalah Charlie Hebdo di Paris, Prancis.
Foto: ap
Sebuah lilin dinyalakan sebagai pernyataan berduka cita terhadap penembakan terhadap kantor majalah Charlie Hebdo di Paris, Prancis.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Jaringan al Qaida di Yaman (AQAP) mengaku bertanggung jawab atas serangan di kantor majalah satir Prancis, Charlie Hebdi. Al Qaida juga menyebut penghinaan terhadap Nabi Muhammad sebagai pembenaran untuk melakukan hal tersebut.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh pemimpin AQAP Nassir bin Ali al-Ansi dalam sebuah video yang diunggah si situs sosial YouTube.

"Berkaitan dengan Perang Paris, kami, Organisasi Jihad al Qaida di Semenanjung Arab mengaku bertanggung jawab atas operasi tersebut sebagai pembalasan untuk Rasulullah (Utusan Tuhan)," kata Ali al-Ansi dalam rekaman video itu.

Ali al-Ansi, yang merupakan ideolog utama AQAP, mengatakan bahwa "orang yang memilih target, menjabarkan rencana, dan kemudian mendanai operasi di Paris adalah salah satu pemimpin dari organisasi" tanpa menyebut nama orang tersebut.

Dia juga menambahkan tanpa merinci lebih lanjut bahwa serangan di Paris adalah "implementasi" dari perintah pemimpin tertinggi al Qaida, Ayman az-Zawahri, yang menyerukan para Muslim untuk menyerang negara Barat menggunakan cara apa pun yang bisa digunakan.

AQAP sendiri merupakan organisasi yang dipimpin oleh Nassir aw-Wuhayshi. Dalam organisasi al Qaida secara keseluruhan, dia adalah orang nomor dua setelah az-Zawahri.

"Kami melakukan itu sesuai dengan perintah Allah dan Rasul-Nya--segala salam dan shalawat kepadanya," kata Ali al-Ansi.

Hingga saat ini belum ada yang bisa bisa memastikan otentisitas rekaman video yang juga menampilkan logo grup media milik al Qaeda, am-Malahim itu.

Sementara itu di Paris, edisi pertama Charlie Hebdo sejak serangan di kantornya langsung terjual habis hanya dalam waktu beberapa menit pada Rabu ini. Orang-orang rela mengantri untuk membeli majalah mingguan itu demi menunjukkan dukungan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement