Kamis 15 Jan 2015 16:16 WIB

Presiden Prancis Dukung Charlie Hebdo Tetap Eksis

Rep: c84/ Red: Esthi Maharani
Redaksi Majalah Charlie Hebdo
Foto: AFP
Redaksi Majalah Charlie Hebdo

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Dukungan untuk eksistensi majalah Charlie Hebdo terus berkumandang di seantero Perancis, tak tangung-tanggung, dukungan datang dari Presiden Prancis Francois Hollande.

Hollande menyatakan bahwa Charlie Hebdo "masih hidup dan akan hidup" setelah edisi barunya terjual dalam waktu singkat.

"Anda bisa membunuh pria dan wanita, tapi Anda tidak pernah bisa membunuh ide-ide mereka," kata Hollande, sebagaimana diberitakan timeofisrael, Kamis (15/1).

Perdebatan terkait majalah Charlie Hebdo sendiri terus bergema di seluruh dunia. Kebebasan berbicara yang diagungkan Barat dianggap sudah kebablasan karena menyinggung tokoh-tokoh agama di dunia.

Dalam edisi terbarunya, Charlie Hebdo kembali memajang Nabi Muhammad SAW dalam sampulnya. Nabi Muhammad SAW digambarkan tengah menangis, dan memegang tulisan "Je suis Charlie" (Saya Charlie), slogan yang telah menjadi seruan global untuk mengekspresikan simpati terhadap para korban dan dukungan untuk kebebasan berbicara.

Universitas Al-Azhar di Kairo memperingatkan bahwa kartun Nabi Muhammad yang baru hanya akan berfungsi untuk "membangkitkan kebencian". Ada protes kemarahan atas edisi terbaru Charlie Hebdo di Filipina dan Mauritania, sementara itu pemerintah Senegal melarang penyebaran majalah tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement