REPUBLIKA.CO.ID,PARIS -- Lebih dari seribu situs Prancis telah diretas sejak serangan terhadap Charlie Hebdo pada pekan lalu.
Francois Paget, seorang ahli dengan perusahaan perangkat lunak keamanan McAfee, mengatakan situs-situs yang diserang meliputi sejumlah situs milik pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan gereja. Kelompok ini meretas sambil menaruh pesan seperti "Kematian Perancis," dan "Kematian bagi Charlie."
Para ahli mengatakan kepada AFP bahwa hacker "cyber jihad" dari Afrika Utara dan Mauritania telah mengaku bertanggung jawab atas penyerangan lebih dari seribu situs sejak Rabu (7/1) lalu dan mengancam akan meningkatkan serangan cybernya.
"Pada Kamis, kita dapat melihat serangan terhadap situs yang lebih bernilai tinggi," kata Gerome Billois, manajer senior di konsultan Solucom.