Kamis 15 Jan 2015 21:20 WIB

PGI: Mestinya Charlie Hebdo Hormati Islam

Rep: c14/ Red: Damanhuri Zuhri
Redaksi Charlie Hebdo
Foto: VOA
Redaksi Charlie Hebdo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Awal pekan ini (12/1), koran satire Charlie Hebdo kembali terbit dengan mencetak sampul depan bergambar karikatur Nabi Muhammad SAW. Ini sebagai bentuk ekspresi pasca-penyerangan oleh sejumlah teroris terhadap awak redaktur koran tersebut, Rabu (7/1).

Tokoh Kristen dari Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), Albertus Patty, menyesalkan edisi terbaru Charlie Hebdo, yang tidak peka akan ajaran Islam itu.

“Saya menyesalkan apa yang dikeluarkan Charlie Hebdo. Mestinya mereka menghormati umat Islam,” kata Albertus Patty saat dihubungi Republika, Kamis (15/1) di Jakarta.

Albertus menambahkan, Charlie Hebdo tidak peka sama sekali akan perasaan kolektif umat Islam. Atas nama kebebasan, kata Albertus, Charlie Hebdo justru mencederai kebebasan pihak lain.

Kebebasan yang dilakukan Charlie Hebdo, menurut Albertus, sudah kebablasan. Dengan demikian, apa yang dilakukan Charlie Hebdo tidak berbeda dengan tindakan teroris yang menyerang mereka sebelumnya.

“Saya sesalkan juga, respons berupa kekerasan yang dilakukan kelompok (teroris) bersaudara itu,” ujar Albertus Patty, Kamis (15/1).

Albertus juga melihat, respons umat Islam di pelbagai belahan dunia, khususnya Indonesia, tidak bisa dianggap kecil. Hanya saja, menurut dia, kaum Muslim Indonesia lebih bersikap dewasa dan tidak emosional dalam menanggapi tindakan koran satire tersebut.

Sehingga, pelanggaran kebebasan oleh media Barat itu tidak ditanggapi secara kekerasan, apalagi melangsungkan aksi teror. “Teman-teman Muslim Indonesia berhasil meyakinkan kita dengan jalan rasional, Charlie Hebdo ini tidak benar,” kata Albertus Patty menerangkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement