Sabtu 17 Jan 2015 07:45 WIB

Demonstrasi Tolak Charlie Hebdo di Pakistan Berujung Ricuh

Rep: Laeny Sulistyawati/ Red: Bilal Ramadhan
Masyarakat demo mendukung Charlie Hebdo.
Foto: Wired.
Masyarakat demo mendukung Charlie Hebdo.

REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI-- Demonstrasi penolakan majalah satir Prancis, Charlie Hebdo di Karachi, Pakistan, berujung bentrokan. Polisi Pakistan menembakkan gas air mata kepada para pengunjuk rasa diluar konsulat Prancis di sebelah selatan wilayah Karachi, Jumat (16/1) sore.

Sekitar 200 demonstran itu menentang majalah Charlie Hebdo di depan Konsulat Prancis. Pemrotes yang mayoritas mahasiswa berkumpul di luar konsulat meneriakkan slogan-slogan dan berakhir menjadi kekerasan. Polisi telah menutup beberapa jalan menuju ke daerah itu.

Aparat keamanan kemudian menembakkan gas air mata dan meriam air kepada pengunjuk rasa. Ini pertama kalinya aksi kemarahan rakyat Pakistan atas kartun yang menghina Nabi Muhammad SAW namun berujung ricuh.

Wartawan Reuters melaporkan, para demonstran itu memiliki senjata dan pasukan keamanan menggunakan meriam air dan gas air mata untuk menghentikan kerumunan. Bentrokan itu juga mengakibatkan jurnalis Agence France-Presse (AFP) terluka.

‘’Fotografer AFP, Asif Hasan menderita luka akibat tembakan,’’ kata Abdul Khaliq Shaikh, seorang perwira senior polisi di Karachi selatan, kepada Reuters. Dokter di Karachi mengatakan, setidaknya tiga orang terluka dan dibawa ke rumah sakit. Satu orang diantara mereka kini dalam kondisi kritis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement