Ahad 18 Jan 2015 04:57 WIB

Eropa Perketat Keamanan Setelah Serangan pada Charlie Hebdo

Rep: CR 02/ Red: Indah Wulandari
Aksi simpati terhadap korban penembakan Charlie Hebdo juga dilakukan di jalanan kota Brussel, Belgia, Ahad (11/1) waktu setempat.
Foto: Reuters
Aksi simpati terhadap korban penembakan Charlie Hebdo juga dilakukan di jalanan kota Brussel, Belgia, Ahad (11/1) waktu setempat.

REPUBLIKA.CO.ID,BRUSSELS--Tentara Belgia terlihat berjaga di luar Museum Yahudi di Kota Brussels pada Sabtu (17/1). Belgia telah bergabung dengan Prancis dalam menyatukan kekuatan militer untuk melawan ancaman teror.

Dilansir dari CNN, keamanan di seluruh Eropa telah ditingkatkan menyusul terjadinya peristiwa penembakan di kantor Charlie Hebdo di Paris pekan lalu. Namun, operasi yang dilakukan Belgia dua hari lalu di Kota Verviers telah menewaskan dua tersangka penembakan.

 

Tentara dan polisi juga terlihat berjaga di Antwerpen, untuk melindungi pemukiman Yahudi di sana. Beberapa jalan di sejumlah daerah ditutup untuk lalu lintas.

 

Menteri Pertahanan Belgia, Steven Vandeput mengatakan, selain pemukiman Yahudi, sejumlah kedutaan besar di Brussels juga dijaga ketat. Di antaranya, Kedutaan Amerika Serikat, Israel, dan Inggris. Belgia mengerahkan 150 tentara di Brussels dan Antwerpen.

Jumlah tersebut, kata Vanderput, dapat bertambah dan diperbanyak ke kota-kota lain di Belgia.

“Ini pertama kalinya dalam 35 tahun, militer Belgia turun ke jalan,” ungkap Vanderput.

Sementara itu, Prancis menempatkan lebih dari 10 ribu tentara dan polisi dalam masa pengamanan pasca serangan mematikan yang menewaskan 17 orang di Paris. Menteri Dalam Negeri, Bernard Cazeneuve, mengatakan, sebanyak 122 ribu petugas gabungan dikerahkan di Perancis sebagai bagian dari operasi pengamanan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement