Ahad 18 Jan 2015 16:23 WIB

Protes Charlie Hebdo di Sejumlah Negara Berujung Bentrok

Rep: Gita Amanda/ Red: Esthi Maharani
Serangan di Niger tewaskan 3 orang melawan majalah Charlie Hebdo
Foto: Reuters
Serangan di Niger tewaskan 3 orang melawan majalah Charlie Hebdo

REPUBLIKA.CO.ID, NIAMEY -- Penerbitan edisi terbaru Charlie Hebdo yang menampilkan sosok Nabi Muhammad dalam sampulnya memicu aksi protes di sejumlah negara. Tak sedikit aksi yang berujung pada bentrokan yang menyebabkan korban jiwa.

Seperti yang terjadi di Niger, sedikitnya lima orang tewas dalam aksi demo berujung bentrokan di ibukota negara tersebut pada Sabtu (17/1).

"Mereka menyinggung Nabi Muhammad kami, itulah hal yang kami tak suka," kata salah seorang pendemo Amadou Abdoul Ouahab.

Sementara itu, Presiden Niger Mahamadou Issoufou mengatakan lima korban tewas merupakan warga sipil. Empat diantaranya tewas di dalam gereja atau dibakar di bar. Ia mengatakan, akan melakukan penyelidikan dan mereka yang terbukti bersalah akan dihukum.

"Mereka yang menjarah rumah ibadah, menganiaya dan membunuh rekan-rekan Kristen mereka atau orang asing di tanah kami, mereka tak mengerti apa pun tentang Islam," katanya dalam pidato di televisi.

Namun presiden menambahkan, ia pun merasa tersinggung dengan karikatur Nabi Muhammad yang dibuat Charlie Hebdo. Menurutnya kebebasan berekspresi tak berarti bebas untuk menghina keyakinan agama.

Tak hanya di Niger, aksi juga terjadi di sejumlah ibukota negara Afrika Barat seusai salat Jumat, pada Jumat (16/1). Aksi di negara-negara seperti Mali, Senegal, Mauritania, dan Aljazair di Afrika Utara cenderung damai. Sementara di Aljir beberapa polisi terluka setelah bentrokan dengan pengunjuk rasa.

Di Pakistan aksi memprotes sampul Charlie Hebdo juga berujung bentrok, pada Jumat (16/1). Pihak berwenang menggunakan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan demonstrasi di Karachi, dekat konsulat Prancis.

Di Karachi, setidaknya tiga orang terluka dalam bentrokan antara polisi dan sekitar 200 pengunjuk rasa yang kebanyakan aktivis mahasiswa dari Jamaat-e-Islami.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement