Senin 19 Jan 2015 11:51 WIB

Usai Insiden Charlie Hebdo, Pariwisata Prancis Anjlok Tajam

Rep: c84/ Red: Esthi Maharani
Petugas polisi menjaga kantor Charlie Hebdo.
Foto: Reuters
Petugas polisi menjaga kantor Charlie Hebdo.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Insiden serangan terhadap Majalah Charlie Hebdo di Paris, Prancis, berdampak negatif terhadap aspek pariwisata di negara tersebut. Penurunan jumlah wisatawan yang datang ke salah satu monumen paling sering dikunjungi, Menara Eiffel, terus merosot tajam menyusul kekhawatiran serangan teroris.

Hanya segelintir wisatawan yang datang dan mengabadikannya melalui kamera. Antrian panjang yang biasanya mengular di sekitar pilar raksasa tidak nampak lagi.

"Sudah begitu sepi sejak serangan. Bahkan seperti tidak ada orang sama sekali," kata penjual roti, Kamel Bougrab, di seberang jalan, sebagaimana diberitakan Kantor Berita Australia, AAP, Senin (19/1).

Pejabat Dinas Pariwisata di Paris belum bisa menyebutkan angka pasti dari penurunan wisatawan yang datang ke negaranya setelah insiden Charlie Hebdo. Hal ini dikarenakan, data statistik yang mencatat jumlah wisatawan masih dalam proses dan situasi dapat berubah sewaktu-waktu.

Lucinda Bay , seorang wisatawan dari Australia mengatakan meski khawatir namun ia mengaku tak bisa melewatkan untuk mengunjungi Menara tersebut selama berada di Paris.

"Saya sedikit gugup, tapi saya kira ini bisa terjadi di mana saja. Saya tidak mau hal itu menghentikanku untuk mengunjungi kota yang indah ini," ujar perempuan berusia 22 tahun yang datang bersama adiknya itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement