Senin 19 Jan 2015 23:02 WIB

Tersangka Simpatisan ISIS Bebas dengan Jaminan di Sydney

Red:
Omar Ammouche, 33, ditangkap oleh pasukan kontra terorisdi Greenacre awal bulan ini.
Foto: abc news
Omar Ammouche, 33, ditangkap oleh pasukan kontra terorisdi Greenacre awal bulan ini.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Seorang pria di Kota Sydney yang oleh polisi diduga merupakan simpatisan kelompok teroris ISIS  telah dikabulkan permohonan jaminannya. Dalam persidangan,  pria bernama Omar Ammouche (33 tahun) didakwaa atas kepemilikan 50 butir selongsong amunisi dan kepemilikan senjata tajam.

Rekan Ammouche, Mohammed Faytrouni, yang memiliki izin kepemilikan senjata memberikan kesaksian di Pengadilan Lokal Sydney Tengah mengatakan amunisi tersebut merupakan miliknya.

Polisi menduga Ammouche merupakan simpatisan ISIS karena polisi menemukan bendera dan pakaian bertuliskan ISIS di dalam kendaraan miliknya dalam operasi penggerebekan beberapa waktu lalu.
 
Jaksa penuntut di pengadilan mengatakan ancaman terorisme merupakan masalah yang memicu keprihatinan mendalam di kalangan masyarakat.
 
Kuasa hukum, Ammouche mengatakan selongsong peluru tersebut bukan milik kliennya, namun temuan itu digunakan polisi untuk menjerat kliennya.
 
Hakim Magistrasi  Les Mabbutt mengatakan pemilik dari selongsong peluru itu belum jelas dan karena beberapa pertimbangan kasus yang melibatkan Ammouche belum bisa dikategorikan sebagai pelanggaran terrorisme. Dan pada saat ini penuntutan kasus Ammouche belum kuat. Oleh karena itu pada akhirnya hakim magistrasi Les Mabbutt mengabulkan permohonan jaminannya.
 
"Saya tidak bisa menyimpulkan kalau faktor kepemilikan peluru itu sebagai satu-satunya hal yang harus saya pertimbangkan," katanya baru-baru ini.
 
Di persidangan juga terungkap, panggilan telepon milik Ammouche telah diawasi petugas sejak bulan September lalu. Hal ini merupakan bagian dari investigasi terhadap dua warga Australia yang mengaku ingin pergi berjuang bersama kelompok teroris ISIS di luar negeri.
 
Kuasa hukum Ammouche, Adam Houda berbicara pada media di luar ruang pengadilan. "Dia akan selalu mendapatkan jaminan, dia layak mendapatkan keadilan,"
 
"Penangkapan klien saya sangat memprihatinkan, dia dilecehkan dan diprovokasi untuk melakukan penyerangan didepan anak-anaknya sehingga anaknya menangis ketakutan pada saat ayahnya ditangkap,'
 
Sebelum ditangkap Ammouche bekerja sebagai tukang las dan merupakan tulang punggung keluarganya yang terdiri dari lima anak dan seorang isterinya.
 
Kasus ini akan kembali disidangkan pada bulan Maret. 
 
 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement