Selasa 20 Jan 2015 14:13 WIB

Satu Pekerja Tewas di Plant Nuklir Jepang

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Karta Raharja Ucu
Reaktor nuklir Fukushima
Foto: Kyodo
Reaktor nuklir Fukushima

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Seorang pekerja di plant nuklir Fukushima Daiichi Jepang ditemukan tewas setelah jatuh ke dalam tank penyimpanan air, Selasa (20/1). Ini merupakan kecelakaan kedua di Fukushima selama satu tahun terakhir.

Pekan lalu, inspektor memperingatkan operator plant, Tokyo Electric Power Co terkait peningkatan jumlah kecelakaan. Mereka meminta operator segera mengatasinya.

Korban merupakan pekerja dari perusahaan konstruksi Hazama Ando Corp. Pria berusia 50 tahun itu jatuh ke tanki penyimpanan air setinggi 10 meter. Saat itu ia sedang melakukan inspeksi.

Tokyo Electric mengatakan sebenarnya tanki tersebut sedang kosong, namun sang pekerja tewas pada Selasa setelah dilarikan ke rumah sakit lokal. "Kami sangat menyesal atas kematiannya dan kami sampaikan duka cita untuk keluarganya," kata kepala manager plant Fukushima Daiichi, Akira Ono dalam pernyataan, seperti dinukil dari Reuters.

Jumlah kecelakaan kerja di plant Fukushima Daiichi dilaporkan meningkat dua kali lipat pada tahun ini. Jumlahnya mencapai 55 kasus termasuk insiden serangan jantung. Hal tersebut terjadi setelah Tokyo Electric menambah pekerja hingga 7.000 orang.

Dalam kecelakaan Maret lalu, seorang pekerja tewas karena terkubur ketika menggali. Sebelumnya pada Selasa pagi, seorang pekerja dari perusahaan cabang Fukushima Daini terluka dan pingsan setelah melakukan inspeksi fasilitas pembuangan radio aktif.

Operator mengatakan ia terpapar radiasi hingga dilarikan ke rumah sakit setempat dengan menggunakan helikopter. Tokyo Electric telah mendapat banyak kritikan karena dinilai mengacaukan plant nuklir Fukushima.

Hingga tahun lalu, mereka berusaha mengatasi kebocoran air radioaktif dari tanki di situs tersebut. Mereka berjanji akan memperbaiki situasi. Selain masalah keselamatan kerja, Reuters juga menemukan adanya penyalahgunaan buruh.

Mereka dibayar dengan upah rendah dan hanya ada sedikit penyelidikan terhadap kondisi kerja di pabrik. ''Ini bukan hanya tentang jumlah kecelakaan yang meningkat. Ini kasus serius, Tokyo Electric harus memperbaiki situasi,'' kata inspektor buruh lokal, Katsuyoshi Ito.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement