Selasa 20 Jan 2015 20:57 WIB

Senator AS Ancam Hentikan Bantuan Palestina

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Winda Destiana Putri
Lindsay Graham
Lindsay Graham

REPUBLIKA.CO.ID, CAROLINA SELATAN -- Senator Amerika Serikat mengancam hentikan bantuan tahunan untuk Palestina. Ancaman ini terkait gugatan Palestina terhadap Israel di Mahkamah Pidana Internasional beberapa waktu lalu.

Lindsay Graham, seorang delegasi senator mengatakan akan menghentikan bantuan pada Palestina jika mereka mengajukan keluhan terhadap Israel. Pernyataan ini terdapat dalam undang-undang Amerika Serikat. Graham menyebut langkah Palestina sama saja dengan menjelek-jelekkan ICC.

"Saya merasa sangat tersinggung, kami akan menekan mereka apa yang membuat kami tidak senang," ujar dia seperti dilansir Reuters, Selasa (20/1). Presiden AS Barack Obama tidak mengakui Palestina sebagai negara berdaulat.

Graham mendesak Palestina untuk mengevaluasi ulang keanggotaan ICC. Dia mendukung aspirasi mereka untuk terbentuknya negara tetapi menentang langkah mereka bergabung dengan ICC jika itu untuk memusuhi Israel.

Sehingga Obama menganggap Palestina tidak dapat menjadi bagian dari ICC. Meskipun hingga saat ini pihaknya belum melihat dia benar-benar mengancam dan menghentikan bantuan.

Setiap pemotongan dana AS akan berdampak pada kebutuhan hidup masyarakat Palestina di Tepi Barat dan Gaza. Biasanya Amerika Serikat lebih dari 400 juta dollar per tahun pada otoritas Palestina.

Saat ini Israel telah membekukan transfer bulanan sekitar 120 juta dollar pendapatan pajak untuk Palestina. Meski mendapat ancaman, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon telah membenarkan Palestina secara resmi menjadi anggota ICC tertanggal 1 April 2015.

Sesuai hukum yang berlaku, ICC dapat menyelediki sebuah negara yang etrdapat kejahatan kemanusiaan jika menjadi anggotanya. Jaksa pengadilan dapat menyelidiki perang 50 hari antara Israel dan Palestina di Jalur Gaza pada Juli dan Agustus 2014 lalu.

Presiden Palestina Mahmud Abbas mengajukan resolusi pada DK PBB beberapa waktu lalu namun kalah suara. Israel dan Amerika Serikat menyesalkan langkah Palestina karena dapat melemahkan diplomasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement