REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Seorang Muslim kelahiran Mali yang mempertaruhkan hidupnya menyelamatkan pembeli dalam pengepungan supermarket halal di Paris dianugerahi kewarganegaraan Perancis. Status kewarganegaraan tersebut diberikan sebagai bentuk apresiasi atas tindakan heroiknya.
Lassana Bathily mengatakan, Ia melakukan tindakan tersebut karena hatinya tergerak membantu sesama. Bahily yang bekerja di toko halal tersebut langsung bereaksi penyerang hendak menyandera seorang pelanggan di supermarket Hyper Cacher di Porte de Vincenners Paris. Beruntung Bathily bertindak cepat dan mendapatkan sandera itu kembali.
Berkat keberaniannya, pria asal Mali ini berhasil menyelamatkan lebih dari 15 pembeli yang dijadikan sandera oleh pria bersenjata itu.
"Orang-orang mengatakan saya pahlawan, tapi saya hanya Lassana Bathily,” kata Lassana Bathily, Rabu (21/1).
Pada upacara khusus yang dihadiri menteri-menteri Perancis, Bathily dianugerahi kewarganegaraan Perancis oleh Perdana Menter Perancis Manuel Valls dan Menteri Dalam Negeri Bernard Cazeneuve. Keduanya berterimakasih kepada Bhatily atas keberaniannya menyelamatkan para sandera di supermarket tersebut.
Keputusan memberikan Bathily kewanegaraan mengikuti peluncuran petisi kewarganegaraan Perancis bergengsi, Legion d’honneur yang ditandatangani lebih dari 200 ribu orang.
Bathily yang mendapatkan kewarganegaraan tersebut merasa bangga menjadi masyarakat Perancis. Pemuda 24 tahun itu sudah tinggal di Perancis selama sembilan tahun dan mengajukan permohonan kewarganegaraan tahun lalu. Namun, baru mendapatkan status kewarganegaraan setelah melakukan tindakan heroik yang menyelamatkan lebih dari 15 orang sandera.
Di sisi lain, Pemerintah Paris berencana akan menuntut saluran Fox News AS yang mengatakan ada no-go-zona di Ibukota Perancis untuk non Muslim. Namun, Fox News telah meminta maaf atas laporan wartawannya yang mengatakan no-go-zona di ibukota Perancis. Tapi, Walikota Paris, Anne Hidalgo mengatakan Fox News telah menghina kotanya dan tetap akan menuntutnya.