Rabu 21 Jan 2015 20:10 WIB

Penusukan di Bus Israel Lukai 13 Orang

Rep: Gita Amanda/ Red: M Akbar
Israeli police crime scene investigators work at the scene of a stabbing attack in Tel Aviv January 21, 2015. A Palestinian man stabbed up to 10 people on a commuter bus in central Tel Aviv on Wednesday before he was shot in the leg by a prison security of
Foto: REUTERS/Nir Elias
Israeli police crime scene investigators work at the scene of a stabbing attack in Tel Aviv January 21, 2015. A Palestinian man stabbed up to 10 people on a commuter bus in central Tel Aviv on Wednesday before he was shot in the leg by a prison security of

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM-- Sembilan orang di dalam bus di Tel Aviv, ditikam oleh seorang pria yang diduga merupakan warga Palestina. Insiden melukai 13 orang, dengan empat diantaranya mengalami luka serius.

Polisi Israel menggambarkan insiden tersebut sebagai serangan teror terbaru. Dalam beberapa bulan terakhir warga Palestina kerap melakukan serangan dengan menggunakan pisau, cairan asam, dan kendaraan sebagau senjata. Polisi mengidentifikasikan penyerang sebagai warga Palestina yang tinggal di daerah Tulkarem di Tepi Barat. Ia dinyatakan memasuki Israel secara ilegal.

Serangan terjadi di jam sibuk pada Rabu (21/1) pagi. Pria berusia 23 tahun itu naik bus dari Begin Road, sebuah jalan besar di Tel Aviv. Ia naik bus sendiri sebelum melakukan penusukan. Pria tersebut menusuk sejumlah orang termausk pengemudi. Ia kemudian melarikan diri keluar bus.

Petugas penjara yang kebetulan berada di dekat lokasi kejadian melihat bus meliuk hilang kendali. Kemudian seorang pria tampak melarikan diri, petugas kontan menembak kaki pria tersebut dan menangkapnya.

Juru bicaa kepolisian Micky Rosenfeld mengatakan, empat orang terluka parah dan sembilan lainnya luka ringan. Sementara pelaku menurut Rosenfeld ditahan dan sedang diinterogasi pihak berwenang.

"Kami percaya ini adalah serangan teror," ujarnya.

Penusukan merupakan aksi tunggal yang dilakukan warga Palestina. Dalam beberapa bulan terakhir aksi semacam itu sedang marak terjadi dan menewaskan lusinan orang.

Sebuah serangan di sinagog di Yerusalem pada November menewaskan lima warga Israel dan melukai delapan lainnya. Beberapa pejabat Palestina mengatakan serangan merupakan reaksi alami atas tindakan Israel pada warga Palestina.

Keponakan korban, supir bus Herzl Biton, Cheli Shushan mengatakan pamannya ditikam di bagian atas tubuh dan jantungnya. Biton kini menurut Shushan sedang menjalani operasi. Shushan mengatakan, pamannya sempat melawan namun ia disemprot cairan merica.

Saat kejadian Biton, sempat menelepon temannya Kazis Matzliach. Matzliach mengatakan, ia mendengar suara teriakan saat temannya menelpon. Menurutnya Biton sempat berpesan untuk menjaga anak-anaknya jika terjadi sesuatu padanya.

Di lokasi kejadian tampak penutup kepala Yahudi tergeletak di lantai bus dengan darah berceceran.

Kelompok Hamas mengatakan tak bertanggung jawab atas insiden tersebut. Namun pada Rabu (21/1) mereka mengatakan, tindakan tersebut sebagai aksi berani dan heroik.

"Penusukan adalah respon alami atas pendudukan dan kejahatan teroris terhadap rakyat kami," kicau Pemimpin Hamas Izzat Risheq di Qatar.

Sementara itu, para pejabat Israel mengatakan serangan berasal dari hasutan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan pemimpin Palestina lainnya. Hal tersebut dibenarkan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

"Serangan teroris di Tel Aviv akibat langsung dari hasutan beracun yang disebarkan Otoritas Palestina untuk melawan Yahudi dan negara mereka. Terorisme yang sama ini mencoba menyerang kami di Paris, Brussels dan di mana-mana," ujar Netanyahu.

Aljazirah melaporkan, ada banyak serangan serupa dalam beberapa bulan terakhir. Pada November, seorang tentara Israel juga ditikam sampai tewas.

Ketegangan antara Israel dan Palestina meningkat sejak perang Gaza berakhir pada Agustus 2014. Lebih dari 2200 warga Palestina tewas akibat perang. Kebanyakan dari korban tewas Palestina merupakan warga sipil.

Warga Palestina menghabiskan berminggu-minggu protes di Yerusalem dan Tepi Barat yang didududki. Mereka mengatakan kelompok sayap kanan Yahudi berulang kali berupaya memperluas pengaruh mereka di komplek masjid Al-Aqsa.

Pada hari Senin, ribuan warga Palestina yang tinggal di Israel berpartisipasi dalam prosesi pemakaman seorang warga Palestina yang tewas dalam konfrontasi dengan polisi Israel pada Ahad (18/1) malam, Dewan komite lokal juga telah menyerukan pemogokan umum nasional.

Warga Palestina di Tepi Barat selama ini menghadapi eskalasi serangan oleh pemukim Israel, termasuk pengeboman di rumah-rumah penduduk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement