REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Pemerintah Prancis memberikan status kewarganegaraan kepada Lassana Bathily, karyawan supermarket beragama Islam yang menyelamat nyawa enam pelanggannya dari teror perampok di Paris. Selama ini, pria berusia 24 tahun itu berstatus sebagai imigran dari Mali.
Bathily menyelamatkan enam pelanggannya itu dengan menyembunyikan mereka di dalam gudang bawah tanah. Bathily dipuji karena keberanian dan kepahlawanan oleh Menteri Dalam Negeri Perancis, Bernard Cazeneuve. Pujian itu disampaikan dalam upacara di hadapan Perdana Menteri Manuel Valls.
Cazeneuve memuji Bathily yang dinilai telah melakukan aksi kemanusiaan yang mencerminkan Islam sebagai agama yang penuh kedamaian dan menjunjung toleransi. "Malam ini saya sangat bangga dan sangat tersentuh," ujar Bathily, seperti disadur dari Mirror, Rabu (21/1).
Bathily datang ke Prancis untuk sekolah. Menurutnya, warna kulit dan agama boleh berbeda, tetapi Prancis adalah rumah semua golongan.
Aksi heriok Bathily bermula saat ia sedang berada di gudang bawah tanah di supermarket tempatnya bekerja. Di saat yang sama, seorang pria bersenjata bernama Amedy Coulibaly menyerang supermarket tersebut pada 9 Januari. Serangan itu menewaskan empat orang.
Pelanggan toko yang berhamburan lalu dipandu Bathily masuk ke dalam freezer. "Ketika mereka berlari, aku membuka pintu freezer dan mematikan lampu serta alat pendingin," ujarnya.
"Saya mengatakan kepada mereka untuk tetap tenang," imbuh pria yang sudah tinggal di Prancis sejak 2006 lalu. Setelah kondisi aman, Bathily mengatakan kepada polisi dimana para sandera bersembunyi.
Aksinya pun langsung dibanjiri pujian. Namun, Bathily mengaku malu menceritakan kisah heroiknya. "Setelah aksi tembak menembak selesai, banyak pelanggan datang untuk menjabat tangan saya dan berterima kasih atas apa yang saya lakukan," ucap dia.