REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada hari Rabu (21/1), menyerukan negara-negara Muslim untuk berbicara dengan satu suara melawan terorisme dan rasisme, menempatkan dirinya sekali lagi sebagai pemimpin utama dunia Islam.
Dalam pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Istanbul, Erdogan mengatakan negara-negara Islam harus mengalahkan 'Lawrence of Arabia baru' yang berusaha mengganggu Asia Barat. Komentarnya itu muncul menjelang kunjungan kenegaraan ke Ethiopia, Somalia dan Djibouti dijadwalkan akan dimulai pada hari itu.
Dia mengatakan, aksi terorisme "tidak pernah mengikat Muslim maupun negara-negara Islam" dan menyerukan kepada dunia Islam untuk terlibat dalam "otokritik" menentukan cara bersatu untuk mengatasi tantangan.
"Ketika dunia Muslim tetap diam dan hanya fokus pada masalah yang bersifat sektarian, masalah lain muncul yaitu terorisme dan “Lawrences baru”," katanya.
TE Lawrence adalah seorang agen mata mata Inggris yang lebih dikenal sebagai Lawrence of Arabia, membantu para pemimpin Arab melawan pemberontakan gerilya melawan pasukan dari Kekaisaran Ottoman di gurun selama Perang Dunia I.
Lawrence jugalah yang mendorong Arab Saudi berpisah dari Kekaisaran Ottoman dan akhirnya menjadi negara sendiri. Erdogan mengibaratkan 'hantu Lawrence baru' saat ini sebagai simbol campur tangan Barat di Asia Barat.
"Kami mungkin akan berbicara bahasa yang berbeda, kita mungkin akan datang dari geografi yang berbeda, dan kita mungkin memiliki akar etnis yang berbeda," katanya. "(Tapi) kita harus mengesampingkan semua perbedaan di antara kita dalam menghadapi terorisme dan rasisme," katanya.