REPUBLIKA.CO.ID,CARACAS--Perekonomian di Venezuela yang semakin memburuk membuat rakyatnya rela mengantre demi mendapatkan makanan bersubsidi di supermarket milik pemerintah. Pekerjaan baru sebagai pengantre pun muncul.
Seorang yang menawarkan jasa mengantre, Luis (23 tahun) mengatakan, sebenarnya jasa mengantre merupakan pekerjaan yang membosankan. "Namun ini bukan pekerjaan yang buruk untuk mencari nafkah,"katanya seperti dilansir Reuters, Rabu (21/1).
Dalam sehari, Luis bisa mengantre di supermarket pemerintah sebanyak dua sampai tiga kali. Sebab banyak orang yang malas mengantre sehingga menyuruh orang lain mengantri untuk mendapatkan makanan murah.
"Ada seorang wanita yang akan datang ke sini pukul 08.00. Dia sudah membayar untuk jasa mengantre yang saya lakukan,"katanya.
Untuk mengatasi rasa bosan mengantre, terang Luis, ia sering mengobrol sesama orang yang mengantre lainnya. Namun, kalau tidak ada yang bisa diajak mengobrol, ia sering asyik dengan handphone-nya.
Fenomena jasa mengantre sudah dimulai setahun lalu. Namun, semakin meningkat sejak Natal dan tahun baru 2015 saat distribusi kebutuhan pokok semakin lambat. Sehingga warga sering kekurangan susu, daging, dan kertas toilet.
Pemerintah Venezuela mengatakan, masyarakat membeli barang dengan panik karena adanya rumor yang tidak berdasar, seperti adanya penimbunan barang yang dilakukan oleh pemilik toko. Media disebut-sebut juga terus membesar-besarkan berita kalau Venezuela mengalami kekurangan.
Wakil Presiden untuk Makanan Venezuela Carlos Osorio mengatakan, semua pemberitaan ini berlebihan. "Kalau di Venezuela tidak ada makanan, maka kamu tidak akan mengantre,"katanya.
Selama 15 tahun sosialisme hidup, ujar dia, konsumsi tahunan daging per kapita naik dari 11 kilogram menjadi 26 kilogram.