REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Cina menghukum 11 pejabat Shanghai karena dinilai gagal mencegah insiden terinjak-injaknya warga saat malam tahun baru. Insiden tersebut menewaskan 36 orang dan menodai citra Shanghai sebagai kota paling kosmopolitan di Cina.
Pejabat pemerintah daerah yang terlibat dalam penyelidikan mengatakan insiden itu merupakan tanggung jawab pemerintah dan pemimpin Partai Komunis dari Distrik Huangpu.
"Pemikiran pemerintah Distrik Huangpu dan kepala departemen terkait lumpuh dengan kurang seriusnya pemahaman menjaga risiko keamanan publik. Persiapan pencegahan dan respon terasa kurang, peringatan dini pada malam itu lemah, dan langkah-langkah respon tidak sesuai," ujar ketua komite darurat kota dan bagian dari tim investigasi Xiong Xinguang dalam konferensi pers, Rabu (21/1).
Pihak berwenang kota juga mengatakan mereka akan memberi kompensasi bagi keluarga korban yang sebagian besar berusia 20an. Dikutip dari kantor berita Xinhua, tiap keluarga akan menerima 800 ribu yuan (128.800 dolar AS) atau sekitar 1,6 miliar rupiah.
Dari 49 korban luka-luka, tiga di antaranya masih dirawat di rumah sakit.
Wakil kepala kejaksaan daerah Wang Yu mengatakan pemimpin partai di Huangpu, kepala daerah, kepala polisi daerah dan wakil kepala polisi daerah telah dipecat dari jabatannya. Sebanyak tujuh pejabat lain, termasuk dua petugas polisi dikenai sanksi disiplin.
Kesimpulan penyelidikan membuat lega keluarga korban yang berduka. Keluarga korban mengkritik pemerintah Shanghai karena lambat bereaksi, menahan informasi dan menekan keluarga agar tidak berbicara kepada media.
"Setidaknya seseorang telah mengambil langkah maju dan bertanggung jawab," ujar Wang Jianhua yang kehilangan kakak perempuannya dalam insiden tersebut.