Kamis 22 Jan 2015 16:20 WIB

AS-Kuba Mulai Pembicaraan Pemulihan Hubungan

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Bendera Kuba dan AS.
Foto: huffingtonpost.co.uk
Bendera Kuba dan AS.

REPUBLIKA.CO.ID, HAVANA -- Amerika Serikat dan Kuba melakukan pembicaraan untuk memulihkan hubungan diplomatik, Kamis (22/1).

Delegasi tinggi AS untuk pertama kalinya dalam 35 tahun menggelar pembicaraan dua hari di Havana, Kuba. Kedua pihak memperingatkan terobosan dalam hubungan dua negara tidak bisa dilakukan dengan cepat.

Pejabat senior AS mengatakan mereka berharap Kuba setuju membuka kembali kedutaan dan menunjuk duta besar di masing-masing ibukota dalam beberapa bulan mendatang. AS juga menginginkan larangan perjalanan bagi diplomatnya dicabut dan leluasa mengirim misi ke Havana.

Dalam pembicaraan Rabu, AS berjanji akan tetap menjadikan negaranya tempat yang aman bagi warga Kuba yang ditolak di negara lain dan butuh perlindungan khusus. Kuba mengeluhkan undang-undang AS yang mendukung imigrasi ilegal berbahaya dan memprotes program AS terpisah yang mendorong dokter Kuba untuk membelot.

Negosiator terkemuka AS dalam pembicaraan diplomatik Roberta Jacobson tiba di Havana dengan menaiki penerbangan sewaan dari Miami. Jacobson akan menjadi wakil menteri luar negeri AS pertama yang mengunjungi negara komunis tersebut dalam 38 tahun sekaligus pejabat tinggi pertama yang mengunjungi Kuba dalam 35 tahun.

Dalam pembicaraan mengenai imigran, Kuba akan diwakili oleh direktur kementerian luar negeri bagian AS Josefina Vidal. Pertemuan itu adalah yang pertama sejak Presiden AS Barack Obama dan Presiden Kuba Raul Castro mengumumkan pada 17 Desember mereka akan bekerja sama memulihkan hubungan diplomatik.

Meski mendapat tentangan dari kongres, Obama telah menetapkan AS akan mencabut sanksi ekonomi dan embargo perdagangan yang telah berlangsung selama 53 tahun terhadap Kuba.

Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan, Rabu, dia akan membuka kedutaan besar AS di Kuba. Kerry juga mengatakan saat waktunya tiba dia siap untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri Kuba Bruno Rodriguez. Sebelumnya, mereka sudah berkomunikasi melalui telepon.

"Ketika saatnya tiba, ketika waktunya tepat, saya akan berkunjung untuk secara resmi membuka kedutaan besar dan memulai langkah maju," kata Kerry kepada wartawan di Washington.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement