REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyerukan negara-negara Muslim untuk memperingatkan negara-negara Barat terhadap meningkatnya aksi Islamophobia di Eropa.
Dalam pernyataannya yang disampaikan saat pertemuan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Istanbul, Erdogan mengatakan satu-satunya cara untuk mengatasi krisis di dunia Islam adalah dengan adanya persatuan, solidaritas dan aliansi.
"Kami ingin teman-teman kita di Barat untuk melihat bahwa Islamophobia telah menjadi masalah serius. Kami juga berharap negara-negara Islam untuk sungguh-sungguh memperingatkan Barat atas masalah ini," katanya, seperti dilansir hurriyetdailynews, Kamis (22/1).
Ia menyambut baik digelarnya pertemuan OKI yang ia nilai dapat memecahkan sejumlah permasalahan di dunia Islam.
"Pertemuan ini adalah kesempatan besar untuk membahas masalah-masalah dunia Islam. Karena kita bisa menyelesaikan setiap masalah selama kita bersatu," katanya.
Erdogan juga mengecam tindakan ISIS yang telah menguasai sebagian besar wilayah Irak dan Suriah sampai ke perbatasan Turki dengan mengatasnamakan Islam. Ia juga mengkritik Dewan Keamanan PBB yang membuat keputusan tentang isu-isu yang menyangkut dunia Muslim, tanpa anggota Muslim di antara anggota tetapnya.
"Apakah ada satu negara Muslim di antara lima" anggota tetap Dewan Keamanan PBB? "Apakah seluruh dunia menyerah kepada lima anggota? Bisa keadilan berada di sana?" tanyanya.
"Kami 56 negara. Tidak akan kita mempertanyakan apa fungsi kita adalah? Negara-negara Islam membuat hampir sepertiga dari Perserikatan Bangsa-Bangsa," tegasnya.
"Ketika Israel menewaskan lebih dari 2.500 orang, termasuk perempuan dan anak-anak tahun lalu, tidak ada negara Barat atau PBB mengecam Israel," sambungnya.
Menyoroti perlakuan barat terhadap Charlie Hebdo, ia menilai telah terjadi standar ganda dalam kebijakan yang diambil barat.
"Jika Barat hanya mengutuk pembunuhan menargetkan artis atau jurnalis, lalu bagaimana dengan wartawan yang dibunuh oleh Israel di Palestina pada tahun terakhir?" kata Erdogan.