REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Biro Keselamatan Transportasi Australia (ATSB) memberikan sinyal untuk melanjutkan usaha pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 dengan melakukan tender bagi pihak yang bisa membantu upaya pencarian. ATSB bertekad untuk menemukan badan pesawat dan mengangkatnya dari dasar Samudera Hindia.
Berbulan-bulan pencarian belum berhasil menemukan jejak Boeing 777 yang hilang pada 8 Maret 2014 lalu. Pesawat yang membawa 239 penumpang dan kru ini hilang kontak segera setelah take off dari Kuala Lumpur, Malaysia dengan tujuan Beijing, Cina.
Seperti dilansir dari Reuters, ATSB menyatakan bahwa tender awal nantinya akan mencari organisasi atau badan yang sanggup menyediakan peralatan dan keahlian yang dibutuhkan untuk pencarian dan pengangkatan badan pesawat. Upaya pencarian ini diprediksi akan menelan biaya jutaan dolar AS karena secara teknis akan sulit dilakukan, mengingat lokasi badan pesawat kemungkinan berada di laut dalam.
Area fokus pencarian saat ini seluas 60 ribu km ataui 23 ribu mil, dengan jarak sekitar 1.600 km dari Perth, Australia.
Batas akhir pengajuan tender operasi pencarian akan berlaku pada 18 Februari 2015 mendatang. Pada tahap awal ATSB akan mengeluarkan sebuah daftar yang berisikan kandidat lembaga atau organisasi yang dirasa cocok dan mampu melakukan operasi pencarian dan pengangkatan badan pesawat Malaysia Airlines MH370. Keputusan akhir nantinya akan diserahkan pada pemerintah Australia, Cina, dan Malaysia.
Kedalaman laut di area fokus pencarian bervariasi antara 600 meter hingga 6000 meter yang mana masih terjangkau oleh teknologi yang akan digunakan kelak.
Sebuah lembaga dari Perancis, Alcatel Lucent, bahkan mengoperasikan kapal penyelamatan, "Ile de Sein", yang dapat menjulurkan kabvel hingga kedalaman 6000 meter ke dasar laut dan mengangkat hingga 10 ton.
Selain itu, ada pula kontraktor dari Angkatan Laut AS, "Phoenix International" yang menciptakan 6000 robot Remora yang mengangkut puing-puing sebuah pesawat Perancis yang dulu jatuh di kedalaman 3.900 meter di Samudera Atlantik.
Sementara saat ini, perusahaan eksplorasi Belanda, Fugro, juga sedang melakukan pencarian dengan menggunakan empat kapal dan pesawat bawah air yang canggih.