Jumat 23 Jan 2015 14:13 WIB

Raja Abdullah Wafat, Hanya Kelompok Ini yang Bersuka Cita

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Indah Wulandari
Petugas keamanan Kuwait melerai perdebatan antara anggota parlemen kelompok Sunni dan Syiah. (ilustrasi)
Foto: www.thehindu.com
Petugas keamanan Kuwait melerai perdebatan antara anggota parlemen kelompok Sunni dan Syiah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,RIYADH--Meninggalnya Raja Arab Saudi Abdullah ternyata tak hanya meninggalkan duka. Kelompok Sunni yang menginginkan kerajaan Arab hancur malah menyambut berpulangnya Abdullah dengan sukacita, Jumat (23/1).

Mereka menunjukannya di Twitter dan forum online dengan menyebutkan kepemimpinan Abdullah sebagai tirani. Sehingga mereka berharap meninggalnya Abdullah adalah awal dari berakhirnya Arab Saudi.

Abdullah membawa sejumlah perubahan di kerajaan Arab yang tadinya konservatif. Ia meningkatkan hak-hak wanita dan meregulasi ulang perekonomian. Namun, ia bersikeras tak akan menuju ranah demokrasi.

Seorang pengusaha di Jeddah mengatakan rakyat sangat sedih atas kepergian Abdullah. ''Orang-orang sangat sedih karena mereka mencintainya. Ia adalah figur ayah, alim dan benar-benar seorang raja,'' katanya pada Reuters.

Menurutnya, Abdullah selalu berusaha jadi penengah yang baik. Abdullah selalu menjaga perkataannya dan dikenal karena kesetiaannya. Abdullah juga berperan dalam mendukung pemerintahan Mesir pada 2012. Serta mendukung pemberontak Suriah melawan Presiden Bashar Al Assad.

Dikutip Huffington Post, Perdana Menteri Kanada Stephen Harper juga menyatakan rasa duka cita. ''Abdullah adalah pendukung utama kedamaian yang kuat untuk Timur Tengah,'' kata Harper dalam pernyataannya.

Ia mengatakan dalam kepemimpinan Abdullah, kerajaan mengambil peran penting dalam ekonomi, sosial, pendidikan, kesehatan dan infrastruktur. Harper bertemu dengan Abdullah di Toronto saat KTT G-20.

''Ia orang yang sangat bersemangat dengan negaranya, perkembangannya dan ekonomi global,'' kata Harper. Abdullah terpilih menjadi pangeran pada 1982. Ia secara de facto memimpin pada 1995 dan menjadi raja pada 2005.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement