Sabtu 24 Jan 2015 11:33 WIB

Jamaat Islami Desak Prancis dan Charlie Hebdo Minta Maaf

Rep: c15/ Red: Hazliansyah
 Ribuan massa umat Islam Chechnya melakukan aksi unjuk rasa mengecam majalah satir Perancis Charlie Hebdo di ibukota Chechnya, Grozny, Senin (19/1).  (AP/Musa Sadulayev)
Ribuan massa umat Islam Chechnya melakukan aksi unjuk rasa mengecam majalah satir Perancis Charlie Hebdo di ibukota Chechnya, Grozny, Senin (19/1). (AP/Musa Sadulayev)

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Ketua Jamaat Islami (JI) Ameer Sirajul Haq mendesak Pemerintah Prancis dan majalah Charlie Hebdo meminta maaf kepada seluruh umat muslim dunia, karena sudah menyakiti perasaan semua umat muslim.

Sirajul Haq mengatakan, selama ini umat muslim dianggap sebagai perusak perdamaian dunia. Padahal, barat sendiri kerap memicu kemarahan kaum muslim dengan mengusik hal-hal yang transenden dalam umat muslim.

"Reaksi yang ditunjukkan oleh Muslim mencerminkan bahwa mereka siap untuk mengorbankan segalanya untuk menegakkan martabat dan rasa hormat dari Nabi (SAW)." ujar Sirajul Haq, seperti dikutip dari thenews.com, Sabtu (24/1).

Aksi yang selama ini muncul dari umat Islam memiliki pesan kepada Prancis dan seluruh dunia bahwa umat muslim akan terus mengawasi orang-orang yang akan melakukan tindakan seperti itu.

"Kita juga harus memboikot produk dari negara-negara di mana insiden tindakan menghujat berkomitmen," kata dia.

Sirajul menyayangkan pertemuan para pemimpin negara dari 40 negara yang memprotes aksi umat muslim yang melakukan penyerangan terhadap Charlie Hebdo sebagai reaksi sakit hari umat muslim atas tindakan Charlie Hebdo mencetak karikatur nabi Muhammad SAW.

Sirajul berencana mengundang 40 pemimpin negara tersebut untuk ikut serta dalam pawai umat muslim terbesar yang akan diselenggarakan di Karachi dan Lahore, sehingga ada kesepakatan dan sikap yang bulat tentang masalah penting ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement