Ahad 25 Jan 2015 00:33 WIB

Brasil Hadapi Bencana Kekeringan Terparah Sejak 1930

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Salah satu kawasan yang dilanda kekeringan (ilustrasi).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang/ca
Salah satu kawasan yang dilanda kekeringan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Brasil menghadapi bencana kekeringan terparahnya sejak 1930. Menteri Lingkungan Brasil Izabella Teixeira mengatakan negara bagian Sao Paulo, Rio de Janeiro, dan Minas Gerais harus menghemat air.

Pernyataannya ini disampaikan setelah ia melakukan rapat darurat di ibukota Brasilia. Ia menyebut bencana kekeringan ini sangat mengkhawatirkan.

Akibatnya, perindustrian dan pertanian pun akan terpengaruh dan dikhawatirkan akan memperburuk kondisi perekonomian negara tersebut. Selain itu, bencana kekeringan ini juga berdampak pada pasokan energi.

Dilansir dari BBC, kekeringan ini terjadi saat negara tersebut sangat membutuhkan energi. Pasalnya, temperatur di musim panas saat ini meningkat.

"Sejak kekeringan terburuk di wilayah tenggara Brasil terjadi pada 84 tahun silam, kami tak pernah menghadapi situasi yang mengkhawatirkan seperti ini," kata Teixeira.

Krisis ini dimulai terjadi di daerah Sao Paulo dan menyebabkan pemotongan pasokan air terhadap ratusan ribu penduduk. Wilayah ini juga pernah mengalami bencana serupa pada tahun lalu.

Gubernur Geraldo Alckmin pun telah mengambil sejumlah langkah mengatasi bencana ini, seperti menaikan harga bagi warga yang mengkonsumsi air sangat tinggi, memberikan diskon bagi warga yang mengurangi tingkat konsumsi airnya, serta membatasi industri dan pertanian menggunakan air sungai.

Namun, sejumlah kritikan pun menyalahkan perencanaan yang buruk serta permasalahan politik yang memperburuk situasi ini. Partai lawan politik pun mengatakan pemerintah gagal merespon secara cepat terhadap bencana kekeringan ini.

Sementara itu, di Rio de Janeiro, debit air waduk pun berkurang drastis untuk pertama kalinya sejak bendungan ini dibangun. Sekretaris Lingkungan Andre Correa juga mengakui negara tersebut saat ini tengah menghadapi krisis air terburuk dalam sejarahnya.

Kendati demikian, ia mengatakan terdapat cukup air di sejumlah bendungan lainnya selama sekitar enam bulan ke depan. Warga dan industri di wilayah Rio de Janeiro dan Minas Gerais pun diminta untuk mengurangi jumlah penggunaan air sebanyak 30 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement