REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH - Setelah Raja Abdullah wafat, lalu siapakah penggantinya? dia adalah Salman bin Abdulaziz, pewaris ketiga Raja Abdullah setelah dua kakaknya meninggal pada akhir 2011 dan pertengahan 2012 silam. Salman bin Abdulaziz menerima tahta sebagai putra mahkota pada bulan Juni 2012 lalu. Dia juga sukses sebagai gubernur ibukota Saudi, Riyadh, selama hampir lima dasawarsa sejak tahun 1968.
Menjabat lama sebagai gubernur dari ibukota, Salman memiliki reputasi sebagai seorang pangeran yang progresif dan praktis seperti almarhum kakaknya. Karena itu, dia dyakini dapat menjadi Raja baru Arab Saudi, pemimpin bagi 28 juta orang, sekaligus bisa bertindak sebagai Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan.
"Dia memiliki banyak kemampuan, yakni menjadi seorang reformis, seorang hakim, juri dalam beberapa kasus, dan menangani perbedaan pendapat, serta menangani masalah-masalah ekonomi," kata mantan duta besar AS untuk Arab Saudi, Robert Jordan yang dikutip CNN, beberapa waktu lalu. "Jadi saya pikir, dia siap untuk mengemban tugas ini."
Pengalaman Salman dalam menjalankan dan memimpin Riyadh serta terlibat dalam menjaga banyak anggota dari keluarga kerajaan Saudi juga menjadi salah satu modal penting baginya menjadi Raja. Sebagian besar pangeran dan putri kerajaan yang tinggal di Riyadh memang sekaligus menjadi pemimpin dan penjaga bagi keluarga. "Dia memastikan setiap pelanggaran yang terjadi dan bisa ditangani dengan lancar dan tenang, tanpa publisitas," kata seorang rekan senior kebijakan di Pusat Institution Brookings untuk Timur Tengah kebijakan Bruce Riedel.
Salman juga telah memimpin rapat kabinet selama beberapa bulan dan menangani hampir semua tanggung jawab dalam semua urusan sejak ia menjadi ahli waris pada tahun 2012. Dia juga bepergian ke luar negeri untuk kerjasama dan keutuhan monarki. Namun, Raja berusia 79 tahun itu dilaporkan dalam kesehatan yang buruk pada beberapa tahun terakhir. Kemungkinan, ia tidak akan memerintah selama Raja Abdullah.