Senin 26 Jan 2015 03:15 WIB

Perayaan Revolusi Mesir, Belasan Orang Tewas

Warga Mesir menggelar demonstrasi dalam rangka perayaan Revolusi Mesir di Kairo pada Ahad (25/1).
Foto: EPA/Mohamed Kamel
Warga Mesir menggelar demonstrasi dalam rangka perayaan Revolusi Mesir di Kairo pada Ahad (25/1).

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-4 Revolusi Mesir pada Ahad (25/1) menewaskan sedikitnya 16 orang akibat bentrokan antara pengunjuk rasa dan aparat keamanan.

"Sedikitnya 16 orang tewas termasuk seorang polisi dan ratusan orang luka-luka," kata Dinas Kesehatan pada Ahad petang waktu setempat.

Disebutkan, korban tewas itu terjadi di beberapa tempat di Kairo dan kota lainnya. Unjuk rasa dari Ikhwanul Muslimin yang merupakan pendukung presiden terguling Mohamed Moursi itu berlangsung di Kairo dan sejumlah kota provinsi.

Di kota Kairo, bentrokan sengit terjadi di Matariyah dan Ain Shams, Kairo Timur. Bentrokan juga terjadi di Giza, Kairo Barat, yang diawali dengan tembakan gas air mata oleh aparat keamanan untuk membubarkan massa, dan dibalas dengan lemparan batu.

HUT Revolusi ini untuk memperingati pemberontakan pada 25 Januari 2011 menentang rezim Presiden Hosni Mubarak.

Sementara itu, Bundaran Tahrir yang menjadi ikon revolusi Mesir ditutup dengan kawat berduri dan tank tempur dari semua arah jalan untuk menghambat masuknya pengunjuk rasa anti-pemerintah.

Di luar Bundaran Tahrir, tepatnya di belakang Museum Nasional tampak puluhan orang pendukung pemerintah berkumpul dengan mengusung potret Presiden Mesir Abdel Fatah Al Sisi.

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri yang membawahi kepolisian, Mohamed Ibrahim, menyatakan larangan unjuk rasa pada 25 Januari, dan berjanji menindak tegas bagi yang melanggar hukum.

Presiden Abdel Fatah Al Sisi dalam pidato televisi untuk memperingati HUT ke-4 Revolusi itu mengatakan, Revolusi 25 Januari 2011, dan Revolusi 30 Juni 2013, merupakan kehendak rakyat untuk kemajuan bangsa, dan menyatakan penghormatan terhadap para korban dalam revolusi tersebut.

"Saya menghormati semua yang gugur, baik sejak Revolusi 25 Januari 2011 maupun mereka yang meninggal sesudahnya," katanya.

Jalan-jalan utama di kota Kairo tampak lengang dan di sejumlah titik strategis sejumlah tank tempur disiagakan. "Quwwat himayatil wathan" (Angkatan bersenjata pelindung rakyat)," demikian tertulis di badan tank-tank tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement