REPUBLIKA.CO.ID, BETHLEHEM -- Israel memecat 43 intelijen veterannya yang menolak untuk memata-matai warga Palestina di wilayah Palestina. Ke-43 tentaranya tersebut dilarang berada di unit pengawasan elektronik yang dibuat untuk memata-matai warga Palestina.
Komandan Satuan 8200, Brigadir Jenderal "A", memecat 43 tentaranya tersebut setelah mereka menulis surat kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan pemimpin militer pada September tahun lalu dengan mengatakan mereka tidak bisa lagi melayani di unit.
Pernyataan itu datang beberapa minggu setelah perang 50 hari Israel terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza.
"Kami menolak untuk mengambil bagian dalam tindakan terhadap warga Palestina dan menolak menjadi alat untuk memperdalam pemerintahan militer di wilayah pendudukan di Palestina tersebut," kata harian //Yedioth Ahronoth// mengutip surat pernyataan tersebut, pada Senin (26/1).
Unit 8200 memiliki tugas untuk memonitor musuh negara-negara Arab dan Iran serta Palestina. Sejumlah tentara yang diwawancarai media Israel yang tidak ingin namanya disebutkan mengeluhkan mengenai pekerjaannya tersebut dalam pengumpulan informasi pribadi Palestina, preferensi seksual atau masalah kesehatan yang dapat digunakan untuk memeras orang untuk menjadi informan.
Saluran 1 TV mengutip surat pemecatan Satuan 8200 tersebut menyatakan "Anda telah menyeberangi garis merah dan bertindak tidak tepat dalam apa yang telah ditulis, kami berpisah dengan Anda."