Selasa 27 Jan 2015 13:27 WIB

Penyerang Charlie Hebdo Terkait dengan Uang

Rep: MG03/ Red: Erik Purnama Putra
Legenda NBA, Kareem Abdul Jabbar.
Foto: Reuters
Legenda NBA, Kareem Abdul Jabbar.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Legenda bola basket National Basketball Association (NBA) Kareem Abdul Jabbar menyatakan, agama yang dianutnya tidak mengajarkan kekerasan. “Islam adalah agama kedamaian, Islam tidak mentoleransi kekerasan pembunuhan,” katanya kepada NBC News dalam acara 'Meet the Press' pada (25/1).

Sebelumnya, mantan penggawa LA Lakers itu mendapat banyak kritik setelah tulisannya di majalah Time awal bulan ini. Tulisan itu mengatakan penyerangan terhadap majalah satir Charlie Hebdo di Prancis bukan tentang agama, melainkan 'tentang uang'.

“Ketahui bahwa serangan teroris ini bukan soal agama, kita harus sampai pada titik dimana kita harus berhenti membawa Isslam dalam masalah ini. Aku tahu kita belum sampai disitu karena masih banyak populasi barat yang tidak memahami agama Islam,” tulis Kareem Abdul Jabbar yang hadir di NBC untuk memberikan penjelasan lebih jauh mengenai tulisannya.

“Pengetahuan akan membuat semua orang bisa memahami apa yang sedang kita hadapi,” ujarnya. Ia menyalahkan pelaku penyerangan karena tidak merepresentasikan ajaran agama, sehingga mempersulit Islam sesungguhnya untuk bisa dimengerti.

Abdul Jabbar mengakui, meskipun pemimpin dari berbagai sisi sudah berusaha menjelaskan bahwa tindakan terorisme bukan bagian dari Islam. Hanya saja, Islamophobia tetap berkembang di AS.

“Harus ada perubahan di negara tempat orang-orang ini berasal, dimana mereka puya harapan, dimana mereka bisa melangkah kedepan dalam hidup,” kata pria 67 tahun tersebut. “Sebagian besar orang orang ini tinggal di tempat dimana tidak ada kemungkinan untuk melangkah kedepan,” tambahnya.

Menurut dia, seberapa pun orang-orang menganggap Islam sebagai teroris, itu tidak akan menghentikan kelompok ekstremis karena mereka punya 'agenda politik'. “Mereka menggunakan agama sebagai topeng untuk memenuhi agenda politik dan mengontrol orang, serta menyebabkan semua kekacauan ini,” tegasnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement