Rabu 28 Jan 2015 08:48 WIB

Pria Bersenjata Serbu Hotel di Libya, Sembilan Tewas

Kelompok bersenjata ISIS.
Foto: AP
Kelompok bersenjata ISIS.

REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Sejumlah pria bersenjata berat menyerbu satu hotel mewah di Tripoli yang menjadi tempat menginap para pejabat Libya dan utusan, Selasa (27/1). Dalam persitiwa tersebut sembilan orang termasuk orang asing sebelum meledakkan dirinya sendiri dengan satu granat.

Beberapa pejabat mengatakan penembakan terjadi di dalam Hotel Corinthia dan pasukan keamanan mengevakuasi tamu, termasuk perdana menteri Triploi dan satu delegasi Amerika, setelah dua orang pria meledakkan diri di resepsi gedung itu.

Itu merupakan serangan paling buruk yang menyasar orang-orang asing sejak perang saudara 2011, yang menggulingkan Muammar Gaddafi dan membuat retak negara di Afrika Utara --yang memproduksi minyak itu ke dalam konflik di antara kelompok-kelompok bersenjata dengan dua pemerintahan nasional. Keduanya mengklaim memiliki legitimasi.

Para militan yang mengklaim masih berhubungan dengan kelompok ISIS di Irak dan Suriah menyatakan dalam pesan Twitter mereka bertanggung jawab atas serangan tersebut. Aksi, itu diklaim sebagai balas dendam atas kematian di Amerika Serikat seorang tersangka anggota Al Qaida Libya, menurut dinas pemantau SITE.

Tetapi para pejabat Tripoli yang telah membentuk pemerintahan sendiri menyalahkan mereka yang setia kepada Gaddafi atas pembunuhan perdana menteri, yang berada di hotel tersebut, dan mengatakan dia diselamatkan tanpa cedera.

"Para penyerang melepaskan tembakan di dalam hotel," kata Omar Khadrawi, Kepala Keamanan Tripoli, kepada kantor berita Reuters. "Ketika para penyerang dikepung oleh pasukan keamanan, salah satu di antaranya meledakkan granat, tetapi kami tidak tahu apakah hal itu sengaja."

Juru Bicara Keamanan Tripoli Essam Naas mengatakan kepada Reuters kemudian bahwa seorang warga Amerika dan seorang warga Prancis termasuk di antara lima warga asing yang terbunuh. Dia mengatakan para orang asing yang meninggal di hotel bintang lima itu adalah orang Asia tetapi tak menyebut kewarganegaraan mereka.

Mereka yang meninggal termasuk tiga penjaga keamanan dalam serangan pertama, lima orang asing dan seorang sandera yang meninggal ketika para penyerang tersebut meledakkan diri.

Naas mengatakan orang-orang asing yang terbunuh itu ialah seorang warga Amerika, dua warga Filipina, seorang warga Prancis dan seorang warga Korea Selatan. Dia tidak memberikan identitas mereka.

Sedikitnya lima orang lain juga cedera dalam serangan itu, termasuk dua karyawan asal Filipina yang terkena pecahan kaca dari ledakan mobil itu, katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement