REPUBLIKA.CO.ID, PRISTINA -- Setidaknya 80 orang cedera Selasa dalam bentrokan antara polisi dan pemrotes yang menuntut pemecatan seorang menteri etnik Serbia yang dituduh menghina etnik mayoritas Albania.
Polisi menembakkan gas air mata dan menggunakan meriam air untuk membubarkan ribuan pemerotes dari partai nasionalis Self Determination yang berusaha memasuki gedung-gedung pemerintah di tengah ibu kota Pristina, kata seorang koresponden AFP.
Di antara mereka yang cedera itu adalah 56 personil polisi, dua luka parah, kata satu pernyataan polisi. Lebih dari 100 orang ditahan karena mengacau.
Wali Kota Pristina Shpend Ahmeti, yang ikut dalam protes itu sebagai anggota partai Self Determination, sempat ditahan sebentar.
Demonstrasi itu adalah terbaru dalam sejumlah protes menuntut pemecatan Menteri Perburuhan dan Kesejahteraan Sosial Aleksandar Jablanovic, salah seorang dari tiga etnik Serbia dalam kabinet Perdana Menteri Isa Mustafa.
Dua pekan lalu menteri itu menimbulkan kemarahan ketika ia menyebut satu kelompok etnik Albania "kejam" karena berusaha mencegah para peziarah Serbia mengunjungi satu biara di Kosovo barat pada Hari Natal Ortodoks. Kelompok itu mengklaim kelompok peziarah itu termasuk "para penjahat perang".
Jablanovic kemudian secara terbuka meminta maaf atas komentar-komentarnya tetapi tetap menjadi target oleh protes-protes di seluruh wilayah itu.
"Jablanovic ke luar" dan "Pemerintah mundur" teriak massa di Pristina, Selasa.
"Kami akan terus melakukan protes dan kami tidak akan berhenti sampai Jablanovic dipecat dari pemerintah," kata pemimpin Self Determination Albn Kurti kepada wartawan.
Serbia dan bekas provinsinya itu terlibat perang tahun 1998-1999 yang berakhir ketika satu serangan udara BATO yang mengusir pasukan yang dikuasai Beograd dari Kosovo.
Kosovo secara sepihak mengumumkan kemedekaan dari Serbia tahun 2008.
Sekitar 120.000 warga etnik Srbia tinggal di Kosovo, 90 persen dari 1,8 juta orang penduduknya adalah etnik Albania.
Mustafa melibatkan tiga menteri dari etnik Serbia dalam kabnetnya yang berangotakan 21 menteri dalam usaha untuk memperbaiki hubungan dengan kelompok minoritas terbesar Kosovo, serta dengan Serbia yang tidak mengakui kemerdekaan wilayah itu.