Kamis 29 Jan 2015 19:28 WIB

Astronom Temukan Sistem Tata Surya Tertua

Red:
  'Kepler-444’ memiliki 5 planet seukuran Bumi yang mengorbit dalam lintasan yang padat.
Foto: Tiago Campante/Peter Devine
'Kepler-444’ memiliki 5 planet seukuran Bumi yang mengorbit dalam lintasan yang padat.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Para astronom telah menemukan sebuah bintang kuno mirip Matahari yang dikelilingi oleh planet berorbit. Temuan ini membawa kita kembali ke zaman awal terbentuknya galaksi yang kita tinggali ini.

Mereka mengatakan, penemuan ini menunjukkan bahwa planet-planet telah terbentuk sejak alam semesta tak lama diciptakan. Dalam laporan yang ditulis dalam ‘Jurnal Astrofisika’, bintang yang dikenal sebagai ‘Kepler-444’ itu berusia 11,2 miliar tahun, dan mulai terbentuk pada saat alam semesta berusia kurang dari seperlima usianya saat ini.

"Kami telah menemukan sistem planet terrestrial tertua," kata salah satu penulis studi tersebut, Dr Daniel Huber dari Universitas Sydney baru-baru ini.

Lima planet seukuran Bumi mengorbit di lintasan bintang tersebut, dengan jarak yang sepanjang lintasan Merkurius dan Venus. "Sungguh luar biasa mengetahui bahwa sistem planet terestrial terbentuk ketika alam semesta baru saja dimulai. Kami sebenarnya tahu bahwa planet di luar sistem tata surya itu sangat berlimpah, terutama planet seukuran Bumi dan lebih besar sedikit daripada itu, tetapi dalam kasus ini, kami kini mengetahui bahwa planet dengan ukuran seperti itu telah ada hampir sepanjang sejarah alam semesta kita," jelas Dr Daniel.

Tim ilmuwan internasional yang dipimpin oleh Dr Tiago Campante dari Universitas Birmingham ini menemukan sistem tersebut setelah meneliti data dari pesawat ruang angkasa NASA ‘Kepler’, selama 4 tahun.

‘Kepler-444’ adalah bintang yang sangat terang yang terletak 117 tahun cahaya dari Bumi ke arah konstelasi Lyra.

"Bintang khusus ini, sebenarnya, adalah salah satu bintang paling terang yang diamati pesawat Kepler dalam seluruh misinya," sebut Dr. Daniel.

Untuk menentukan ukuran bintang tersebut, para astronom mendengarkan gelombang suara yang bergerak melaluinya - sebuah teknik yang dikenal sebagai ‘asteroseismologi’. Gelombang suara mempengaruhi suhu bintang, menciptakan perubahan dalam tingkat kecerahan yang memberi petunjuk atas diameter, massa dan usia bintang itu.

Planet-planet terdeteksi dengan mengamati cahaya dari ‘Kepler-444’ - yang akan redup ketika sebuah planet mengelilingi sang bintang.

Dr. Daniel mengatakan, ada lima planet yang diperkirakan berbatu. "Pada ukuran sekecil ini, Anda benar-benar tak bisa membuat planet yang memiliki atmosfer gas cukup besar," terangnya.

Tapi, dengan periode orbit kurang dari 10 hari, mereka tak mungkin untuk ditinggali. "Sementara ukurannya membuat mereka sangat istimewa, periode orbitnya terlalu pendek bagi air untuk bertahan," tambahnya.

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement