REPUBLIKA.COO.ID, JAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta bekerjasama dengan Universitas Wollongong, Australia, dan Twitter meluncurkan PetaJakarta.org. Sejumlah mahasiswa Australia terlibat dalam proyek ini, bahkan mereka sempat blususkan ke daerah banjir dan berbicara dengan penduduk setempat.
“Korban banjir di Jakarta benar-benar tangguh, sungguh menakjubkan melihat kekompakan di antara warga dalam melewati bencana banjir,” cerita Tim Norris, mahasiswa jurusan teknik sipil Universitas Wollongong (UoW) yang terlibat dalam ‘Peta Jakarta’.
Selain Tim, Matt Ellis, mahasiswa jurusan teknik lingkungan UoW, juga mengaku terkesan dengan realita yang dilihatnya ketika blusukan ke daerah banjir.
“Saat kita pertama kali sampai di sana, banjir masih selutut, tiba-tiba dalam waktu yang begitu cepat banjir semakin tinggi,” tuturnya kepada Nurina Savitri dari ABC, Rabu (28/1).
Lain lagi cerita Vanessa Davis yang turut andil dalam proyek ini.
“Saya suka memotret manusia, terutama yang ada di pedalaman. Sangat menarik untuk mendengar cerita personal dari banjir. Buat saya, ini pengalaman yang menyadarkan, melihat orang mengalami bencana seperti itu dan harus bertahan seperti itu,” ungkap mahasiswi jurusan desain grafis ini.
Tim, Matt, dan Vanessa bersama ketujuh rekan mereka dari universitas yang sama memang membantu proyek PetaJakarta.org yang dipimpin Dr Etienne Turpin. “Mereka ber-10 datang ke Jakarta dengan dana dari program ‘New Colombo Plan’ Pemerintah Australia. Ini adalah tim kedua yang datang, dan mereka berasal dari berbagai latar belakang, ada yang dari jurusan teknik, sosiologi, studi media, dan lain sebagainya. Semuanya adalah mahasiswa S1” ujar Etienne.
Menurut pria berkaca mata ini, latar belakang yang beragam memang dibutuhkan dalam proyek ‘Peta Jakarta’. “Kita butuh orang teknik untuk memetakan daerah banjir, kita butuh orang sosiologi untuk memahami situasi masyarakat, kita butuh desainer untuk membuat website yang bagus, kita butuh orang media untuk memahami fenomena media sosial, hal tersebut penting bagi proyek ini,” jelas Etienne kepada Nurina Savitri dari ABC.