REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang dan Yordania terus mencari celah untuk membebaskan warganya yang disandera ISIS. Sebelumnya, Jepang harus menerima kenyataan bahwa seorang warganya, Haruna Yukawa, dieksekusi mati setelah pemerintah Jepang menolak mengabulkan uang tebusan kepada ISIS.
Meski masih memiliki peluang namun Jepang-Yordania sepertinya harus cepat mengambil keputusan mengingat tenggat waktu yang diberikan ISIS relatif singkat.
Berdasarkan pesan suara yang diduga berasal dari Kenji Goto, warga Jepang yang disandera ISIS, ia mengatakan bahwa ISIS akan membunuhnya dan pilot Yordania, Muath al-Kaseasbeh, apabila tuntutan yang diminta tidak dapat dipenuhi. Meski rekaman suara terbaru itu tidak dapat diverifikasi kebenarannya oleh Reuters, Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga mengatakan pada konferensi pers bahwa rekaman suara yang diposting di Youtube pada Kamis (29/1) pagi waktu setempat itu kemungkinan besar suara Goto.
Tuntutan ISIS kali ini bukan hanya uang sebesar 200 juta dollar Amerika melainkan pertukaran tahanan. ISIS meminta Yordania untuk membebaskan Sajida al-Rishawi, seorang perempuan Irak yang dituding menjadi bagian serangan bom di Amman pada 2005 yang menyebabkan 60 orang tewas.
"Saya Kenji Goto. Ini adalah pesan suara yang saya kirim kepada Anda. Jika Sajida al-Rishawi tidak ditukar dengan saya di perbatasan Turki pada 29 Januari 2015 saat matahari terbenam waktu Mosul (Irak), maka pilot Yordania Muath al-Kasaesbeh akan dibunuh," ujar suara yang diduga Kenji Goto.
Pejabat Jepang dan Yordania dilaporkan sedang melakukan pembicaraan mengenai tuntutan ISIS untuk pembebasan. Sebelummya, Pemerintah Yordania bersedia menukar sandera dengan ISIS. Namun penukaran itu dilakukan demi kebebasan Kasaesbeh, tanpa menyebutkan nama Goto. Namun, sejumlah laporan menyatakan bahwa al-Rishawi dapat ditukar dengan Goto dan al-Kaseasbeh.
Yordania pada Rabu (28/1) menyatakan bahwa pihaknya telah menerima jaminan dari ISIS bahwa al-Kasaesbeh dalam kondisi aman dan Yordania pun siap melakukan penukaran tawanan dengan syarat Kasaesbeh dibebaskan. Juru bicara pemerintah Yordania Mohammad al-Momani mengatakan sebelumnya bahwa negaranya siap untuk melepaskan al-Rishawi jika Kasaesbeh juga dibebaskan.
Namun, bunyi rekaman suara yang diduga Goto menyiratkan pesan bahwa pilot Yordania tidak termasuk dalam bagian penukaran tawanan. Sejauh ini belum ada komentar apa pun dari pejabat Yordania terkait permintaan ISIS, tetapi seorang pejabat keamanan mengatakan pihak berwenang sedang berusaha untuk memverifikasi keaslian rekaman dan berkoordinasi dengan rekan-rekan mereka di Jepang.
Kasaesbeh ditangkap ISIS setelah pesawatnya jatuh pada akhir tahun lalu di wilayah ISIS. Ditangkapnya Kasaesbeh menimbulkan pro-kontra dalam negeri yang meminta pemerintah Yordania mempertimbangkan kembali keterlibatannya dalam perang melawan ISIS di Irak dan Suriah yang dipimpin AS. Sang ayah, Maaz Al Kassasbeh meminta pemerintah melakukan apapun termasuk menebus sejumlah uang yang diminta ISIS agar anaknya bisa kembali pulang.
Yordania mempunyai peran penting dalam masalah ini mengingat nasib sandera Jepang juga akan ditentukan dengan keputusan yang diambil Yordania. Jepang sendiri telah meminta bantuan Yordania untuk membebaskan Goto, meski Jepang juga tahu desakan dari rakyat Yordania untuk memprioritaskan Kassasbeh sangat kuat.