Kamis 29 Jan 2015 21:13 WIB

Israel Terima Pesan Genjatan Senjata Hizbullah

Rep: Gita Amanda/ Red: Ilham
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu
Foto: VOA
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Menteri Pertahanan Israel, Moshe Yaalon mengatakan bahwa Israel telah menerima pesan dari kelompok Hizbullah Lebanon melalui utusan penjaga perdamaian PBB. Pesan menyatakan, mereka mundur dari kekerasan lebih lanjut, sehari setelah bentrokan mematikan terburuk dalam beberapa tahun di sepanjang perbatasan.

Dilansir kantor berita Reuters, Yaalon mengatakan pada hari Kamis (29/1), Israel menerima pesan melalui penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL). Mereka mengatakan, Hizbullah tidak tertarik dengan eskalasi lebih lanjut. 

Sebelumnya, Israel dan Lebanon bentrok di perbatasan, di mana dua tentara Israel dan penjaga perdamaian Spanyol tewas dalam baku tembak antara Hizbullah dan Israel.

"Memang, pesan diterima. Ada garis koordinasi antara kami dan Lebanon melalui UNIFIL dan pesan tersebut memang diterima dari Lebanon," ungkap Yaalon.

Di Beirut, pejabat Hizbullah tidak bisa dihubungi untuk memberikan komentar.

Sejumlah tentara Israel tewas ketika Hizbullah menembakkan lima rudal ke sebuah konvoi kendaraan militer Israel. Serangan itu tampaknya sebagai pembalasan untuk serangan 18 Januari di Suriah selatan, yang menewaskan beberapa anggota Hizbullah dan seorang jenderal Iran.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu memperingatkan Hizbullah pada Rabu (28/1), mereka mengatakan akan membayar mahal karena membunuh dua tentara Israel. Juru bicara militer Israel, Letnan Kolonel Peter Lerner mengomentari serangan Rabu mengatakan itu adalah "paling parah" sejak 2006.

Juru bicara PBB dan pejabat Spanyol mengatakan, penjaga perdamaian di Lebanon Selatan tewas saat Israel membalas dengan serangan udara dan tembakan artileri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement