Sabtu 31 Jan 2015 07:34 WIB

Ledakan Masjid di Shikarpur Tewaskan Puluhan Orang

Rep: c02/ Red: Damanhuri Zuhri
Ledakan bom
Ledakan bom

REPUBLIKA.CO.ID, SHIKARPUR -– Sebanyak 40 orang tewas saat ledakan bom di Masjid Syiah Pakistan Selatan.

Pemerintah mengklaim, serangan bom bunuh diri di Shirkapur provinsi Sindh tersebut dilakukan kelompok Sunni yang bergabung dengan Pasukan Taliban Pakistan. 

Pemerintah Pakistan menyebutkan puluhan orang terluka  dan korban yang tewas diperkirakan akan bertambah.

Sejumlah orang dikabarkan masih terjebak di reruntuhan masjid karena kekuatan ledakan.  Beberapa polisi dan masyarakat sekitar langsung menuju masjid setelah ledakan usai. Mereka ingin menyelamatkan  korban yang masih terjebak di masjid Syiah tersebut.

Pimpinan Polisi Pakistan Abdul Qudoos Kalwar mengatakan, korban yang ditemukan baru 40 orang termasuk empat orang anak. Sedangkan beberapa orang yang mengalami luka-luka dibawa ke rumah sakit di Larkana dan Sukkur.

Namun,  Kelompok Jundallah mengklaim kelompoknya yang melakukan serangan bom bunuh diri di Masjid Syiah tersebut.  Kelompok adalah bagian dari  Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP). 

Bahkan kelompok tersebut juga dikabarkan setia untuk membantu Negara Islam di Irak dan Suriah mencapai tujuannya.

Serangan Jundallah tersebut merupakan serangan kedua yang paling berani di  kalangan muslim Syiah beberapa tahun terakhir. Pada 2012,  18 muslim Syiah saat serangan di sebuah bus wilayah Kohistan Utara.

Polisi Karachi saat itu mengklaim, serangan tersebut dilakuan kelompok Jundallah. Tapi, kelompok tersebut belum mengkonfirmasi tuduhan polisi Karachi tersebut.

Pada Juni 2013, kelompok tersebut juga mengklaim dirinya atas pembunuhan sembilan pendaki asing di Nanga Parbat. 

Namun, TTP mengemukan pernyataan yang berbeda.  TTP mengklaim serangan  terhadap sembilan pendaki asing tersebut dilakukan Jundul Hafsa.

Tiga bulan kemudian, Jundullah dan Jundul Hafsa mengaku telah membunuh 70 orang kristen di gereja Peshawar. Tapi TTP malah memberikan  peryataan yang lain. Katanya, Jundul Hafsa tidak terlibat dalam serangan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement