REPUBLIKA.CO.ID,SEOUL--Berbicara tentang Korea Selatan, mungkin sederet aktor atau boyband serta girlband muncul dalam pikiran kita. Siapa sangka, ternyata Negeri Ginseng tengah mengembangkan industri otomotif.
Kyung Wook Ryu, yang termasuk salah satu pembalap mobil tercepat di negara beribukota Seoul tersebut percaya, industri otomotif Korea Selatan memiliki prospek yang cerah ke depannya.
Mengawali karir sebagai montir, Wook Ryu memang memahami dunia otomotif. Ia bercerita, suatu hari dirinya memperbaiki mobil pembalap yang tak berfungsi dengan baik, setelah mengulik mesinnya, pria kelahiran 5 Juni 1980 ini lalu mencoba mengendarai mobil tersebut.
“Akhirnya saat itu mobil saya paling cepat lajunya, jadi pelatihnya merekomendasikan saya untuk perlombaan selanjutnya,” kenangnya dikutip dari Reuters, Ahad (1/2).
Bahkan di tahun pertamanya sebagai pembalap, Wook Ryu berhasil memenangkan kejuaraan balap nasional.
Beberapa kompetisi balap yang berhasil dimenangkannya, di antaranya, Peringkat 3 dalam Kejuaraan CJ O Superrace Class 4th (2009), Juara T-Ving Superrace Championship 4th Genesis Coupe Class (2011), Korea Motor Sport Award A Year of Driver (2011), Juara Hello Mobile Superrace Championship 3rd X-StarGT Class (2012), peringkat 3 Supercar Onemake Race Audi R8 Lemans Series Cup 4th (2014), dan lainnya.
“Ketika saya berlomba, suara penonton dan suara mesin terdengar di telinga, membuat saya langsung terpacu untuk menyetir. Itulah motivasi saya,” ungkapnya.
Tak hanya itu, bapak dua orang anak ini pun mengatakan, faktor terpenting dalam hidupnya adalah keluarga.
Ia bercerita, istrinya selalu merasa kuatir saat dirinya balapan, bahkan istrinya sering menangis dan mencoba memaksanya agar tak balapan lagi. Hanya saja, tak mudah baginya untuk meninggalkan karir yang telah dibangunnya selama 16 tahun, sehingga Wook Ryu memberikan penjelasan kepada sang istri agar memahaminya.
Wook Ryu bersyukur sekarang sang istri sudah mengerti. Pemilik tinggi badan 164 cm ini sadar, menjadi pembalap memang bersiko, tetapi ia tak melarang bila kedua anaknya ingin menjadi pembalap pula.
“Anak sulung lelaki saya berusia empat tahun, dan anak kedua perempuan saya berusia tiga tahun, mereka berdua sudah tampak menyukai mobil, maka saya akan mendukung mereka secara penuh, tuturnya.
Ia sendiri mengaku pernah mengalami kecelakaan saat pertandingan di Macau, hingga tak sadarkan diri. Menurutnya, sejak kejadian itu keluarganya mulai takut.
Dirinya mengungkapkan, biasanya pembalap takut pada blind circuit atau tempat mereka pernah mengalami kecelakaan. Hanya saja Wook Ryu menjelaskan, ia tak pernah merasa ketakutan, kendati sering mengalami kecelakaan.
Sesuai prinsip hidupnya, pria pecinta mobil Audi R8, Porsche Carrera GT, serta Lamborghini 560-4 ini selalu yakin, jika kita melakukan yang terbaik, maka hasil yang dilihat akan terbaik pula. Baginya, pembalap profesional tak hanya mempunyai bakat alami, melainkan harus mampu bertahan sekaligus pantang menyerah.
Wook Ryu mengimbau, para pembalap pemula harus dapat menjaga kesehatan tubuhnya, seperti melakukan olahraga rutin, sebab kompetisi balap datang terus-menerus.
“Pembalap biasanya mempunyai ritual tertentu sebelum balapan, ritual saya, selalu memakai celana dalam merek terbaru sebelum balapan,” ujarnya seraya tertawa.