Ahad 01 Feb 2015 15:34 WIB

Setelah Terbit Besar-besaran Charlie Hebdo Kini Vakum, Kenapa?

Rep: c01/ Red: Esthi Maharani
Edisi Charlie Hebdo yang memicu kemarahan umat Muslim sedunia.
Foto: Reuters
Edisi Charlie Hebdo yang memicu kemarahan umat Muslim sedunia.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS - Setelah melakukan penerbitan besar-besaran edisi pascapenyerangan, majalah Charlie Hebdo tak terbit kembali pekan ini. Para pegawai majalah satiris tersebut menyatakan belum siap untuk menerbitkan edisi baru karena masih berkabung.

Juru Bicara majalah Charlie Hebdo, Anne Hommel, menyatakan setidaknya edisi baru tidak akan terbit dalam dua minggu ke depan. ia menyatakan para jurnalis dan kartunis Charlie Hebdo masih merasa sangat kehilangan dan juga merasa kelelahan akibat ekspos media yang berlebih. Karena itu, Hommel menyatakan mereka belum bisa menyusun Charlie Hebdo untuk edisi 4 Februari atau 11 Februari.

Hommel belum memastikan kapan majalah satiris ini akan kembali terbit. Akan tetapi, ia menyatakan pemred Charlie Hebdo, Gerard Biard, bersumpah majalah tersebut akan kembali terbit.

Seperti halnya pernyataan Hommel, perwakilan majalah Charlie Hebdo, Appoline Thomasset dari Majorelle PR & Events juga menyatakan pada NBC bahwa para pegawai Charlie Hebdo masih membutuhkan banyak waktu. Para pegawai tersebut masih membutuhkan waktu untuk berkonsultasi dan menenangkan diri.

Pascaserangan terhadap kantor majalah Charlie Hebdo pada 7 Januari lalu, para pegawai yang selamat sempat bekerja sementara di kantor harian Prancis Liberation. Selama berkantor di sana, para staff tersebut berhasil menerbitkan satu edisi khusus pascaserangan. Edisi ini berhasil terjual hingga 7 juta kopi. Penjualan ini jauh melebihi penjualan normal Charlie Hebdo yang biasanya terjual sekitar 60 ribu kopi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement