REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Upaya Jepang untuk menyelamatkan Kenji Goto, seorang wartawan yang disandera ISIS akhirnya pupus setelah kelompok tersebut mengeksekusi pria berusia 47 tahun itu pada Sabtu (31/1) kemarin.
Eksekusi ini diyakini terjadi lantaran gagalnya kesepakatan pertukaran tawanan antara ISIS dan Yordania. ISIS sebelumnya meminta Yordania untuk membebaskan Sajida al-Rishawi, perempuan Irak yang ditahan Yordania menyusul serangan bom bunuh diri yang menewaskan 60 orang di Amman pada 2005 lalu.
Seperti biasanya ISIS kembali menayangkan video eksekusi mereka terhadap Goto yang dipenggal dan akan melakukan serangan lebih lanjut kepada Jepang.
Menteri Pertahanan Jepang Gen Nakatani mengatakan video yang dirilis tampak asli. Jepang langsung mengutuk tindakan keji tersebut.
Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe mengutarakan permohonan maafnya kepada seluruh warga Jepang, terutama kepada kepada keluarga korban atas terjadinya eksekusi tersebut.
Menurutnya, Pemerintah Jepang telah melakukan segala upaya untuk membebaskan Goto. Abe langsung mengadakan pertemuan darurat dengan seluruh jajaran pemerintahannya mengenai hal ini.
Video eksekusi Goto terjadi tepat seminggu setelah warga Jepang lainnya, Haruna Yukawa, dipenggal ISIS.
"Saya merasa sangat marah oleh tindakan tidak manusiawi dan terorisme ini," kata Abe dalam sambutan singkatnya kepada wartawan di Jepang.
Abe menegaskan bahwa dia tidak akan pernah memaafkan kelompok tersebut.
"Jepang akan bekerja sama dengan masyarakat internasional untuk membawa mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan ini ke pengadilan," sambung Abe yang menambahkan bahwa Jepang tidak akan menyerah pada terorisme.